Manusia, merupakan salah satu makhluk yang diciptakan tuhan yang ada di muka bumi ini, akal menjadi pembeda dengan makhluk lainnya. Dengan akal manusia akan dapat membedakan mana yang baik dan tidak. Posisi akalpun memiliki peranan yang signifikan dalam diri manusia, sehingga menjadi control semua perilakunya.
Namun walaupun semua manusia memiliki akal yang sama, outputnya akan berbeda-beda antara satu dan lainnya.
Dengan berbagai perbedaan yang dimiliki individu, maka masih pantaskah kita untuk menerima seseorang dengan syarat. Ya...Terkadang dalam keseharian, kita akan menerima seseorang manakala dia memenuhi standar yang kita punya, dengan beralasan prinsip kita seringkali menjudge seseorang yang berbeda dengan kita adalah salah. Terlebih jika sudah menyangkut masalah agama, kita sudah “merasa” menjalankan semua aturan tuhan. Sehingga manakala kita melihat seseorang yang tidak menjalankan apa yang kita jalankan, atau bahkan dia melakukan apa yang tidak kita suka, maka stempel salahpun kita berikan.
Padahal sejatinya setiap individu itu unik, Gaya hidup manusia tidak ada yang identik sama, sekalipun pada orang kembar. Sekurang-kurangnya ada dua factor yang menunjukkan gaya hidup seseorang menjadi unik, kekuatan dari dalam diri yang dibawa sejak lahir dan kekuatan yang datang dari lingkungan dimana individu itu berada. Dengan adanya perbedaan lingkungan dan pembawaan, maka tidak ada manusia yang berperilaku dalam cara yang sama.
Sehingga bagi kita kemampuan untuk menerima tanpa syarat adalah hal yang sangat urgent. Boleh saja kita berfikir ideal, namun dalam tataran gerakan sudah sepantasnya kita untuk membuka tangan kita untuk menerima semua perbedaan. Perbedaan merupakan pemersatu untuk meningkatkan saling pengertian. Saling memahami, saling mengayomi dan saling mnegasihi. Karena dia begitu indah untuk kita tolak hanya karena dia beda dengan kita.
Terimalah dia apa adanya
Karena dia adalah dia
Dia bukan kita
Hanya satu yang sama
Kita diciptakan oleh tuhan yang sama
Allah swt