Sena, seorang penyandang difabilitas, sedang membacakan Surat untuk Presiden, dalam huruf Braille. Surat untuk Presiden berawal dari acara RRI Pro2 FM untuk menyerap partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi Pemilihan Umum. Acara diadakan di perpustakaan Gedung MPR DPR.
Saat acara berlangsung, ada ujaran yang menyatakan bahwa bagaimana sibuknya anggota parlemen, sehingga perpustakaan ini jarang digunakan oleh beliau-beliau yang terhormat wakil rakyat. Tentu saja ini menjadi pertanyaan tentang budaya literasi mereka. Atau mungkinkah mereka sudah meninggalkan perpustakaan tradisional. Lebih percaya kepada jaringan pertemanan mereka, serta bagaimana memanfaatkan mesin pencari sejenis gugel.
Namun kecenderungan budaya baca rendah ada dimana-mana. Tidak hanya di gedung parlemen saja, tetapi di berbagai kalangan masyarakat. Budaya yang populer adalah budaya nonton, budaya kuliner, dan kegiatan hedonik. ketika ada acara di Aula perpustakaan, baru mereka pada tahu bahwa ada perpustakaan di gedung DPR. Mungkin pula, demi menghadapi perubahan jaman, perpustakaan juga perlu menyesuaikan diri. Meskipun sensasi membaca buku, bau buku, dan sebagainya merupakan hal yang tak tergantikan. Kalau kita terlalu banyak membaca di layar telpon atau tablet kita, berdampak megatif bagi radiasi yang menyerang mata, atau organ lainnya.
Perpustakaan harus menyediakan sarana untuk membaca DVD, CD, film, dan juga ruang interaktif dengan berbagai kalangan. Dijitalisasi resources di perpustakaan juga bermanfaat untuk mengawetkan, dan juga mempercepat pencarian sumber informasi.
Bagi generasi yang lahir tahun 1970-an, bau kertas dan bolak balik buku untuk membaca adalah sesuatu yang mengasyikkan. Mungkin perpustakaan dengan pola seperti itu, banyak buku, masih perlu untuk kebudayaan yang dipertahankan :) Kemudian pola perpustakaan untuk generasi sekarang dan masa depan harus terus dikembangkan. Anti bising adalah perlu, tak terbantahkan. Kalau mau mendengar audio book, please pakai headset...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H