Minggu kemarin, saya mengikuti acara serial kuliah umum tentang Kebudayaan Tradisional China yang diadakan oleh Wuhan International Exchange and Communication Center. Bertempat di Wuhan Sport University. Acara ini dilaksanakan khusus bagi warga negara asing yang ada di Wuhan. Dalam setahun dilaksanakan tiga belas kuliah. Ini adalah yang kedua belas. Mengambil tema Experiencing the Chinese Martial Arts dengan pembicara Prof. Shi Aiqiao, dari Wuhan Sport University. Peserta diantar jemput dari kampus masing-masing untuk menuju lokasi.
Kuliah Umum ini terdiri dari dua bagian yaitu kuliah umum dan pertunjukkan. Sesi kuliah umum mengenalkan sejarah senibeladiri sejak jaman prasejarah sampai jaman sekarang diikuti dengan peragaan dari mahasiswa dan dosen. Dibuka juga sesi tanya jawab. Para peserta memperoleh cenderamata berupa miniatur tokoh Wushu dari panitia.
Sesi pertunjukkan adalah pertunjukkan beberapa gerakan Wushu, mulai dari yang tradisional sampai tarung bebas (free combat) yang sering muncul dalam pertunjukkan di televisi lokal.
Kungfu di dalam negeri lebih dikenal sebagai Wushu, merupakan seni beladiri khas negeri Tiongkok. Berikut ini adalah ringkasan dari materi tentang Kungfu yang dipaparkan oleh Prof. Shi Aiqiao sesuai pemahaman saya.
Kungfu dimasa lalu dapat dilihat pada ritual masyarakat primitif. Pada masyarakat primitif, tarian perang merupakan aktifitas yang harus dilakukan sebelum atau sesudah berperang atau berburu binatang. Merupakan bentuk simulasi perkelahian yang kadang – kadang dipercaya dibantu oleh kekuatan supernatural untuk mengalahkan musuh. Tarian perang itulah yang merupakan bentuk paling orisinal dari seni bela diri.
Teknik tradisional jurus panjang dapat dibagi menjadi tiga bagian: ‘empat serangan’, ‘delapan teknik’, dan ‘duabelas posisi’. Empat serangan merujuk kepada seni menyerang dan bertahan dengan tendangan, pukulan, menjatuhkan (gulat) dan tarik serta jatuhkan ke bawah. Delapan teknik adalah teknik – teknik pada tangan, mata, posisi tubuh, langkah, spirit, pernafasan, kekuatan dan kecakapan seni beladiri. Ke delapan teknik tersebut sangat berhubungan dekat dan saling mendukung. Tangan harus cepat; mata harus tajam; posisi tubuh harus fleksibel, mudah dikontrol dan kuat; langkah harus kukuh tapi ringan; spirit harus energetik; bernafas harus stabil dan kuat; kekuatan harus lentur; dan kecakapan seni beladiri harus mahir.
Dua belas posisi merujuk kepada dua belas jenis posisi alam atau binatang, yang digunakan untuk menggambarkan gerakan dalam seni beladiri. Misalnya bergerak bagai awan, stabil seperti gunung, bergerak cepat ke atas seperti kera, berdiri tegak seperti pohon pinus.
Aliran seni Bela diri di Cina sangat beragam. Salahsatu penggolongannya menjadi Shaolin, Wudang dan Emei. Penggolongan bisa dilakukan berdasarkan lokasi (misalnya gunung), berdasarkan nama orang (yang menciptakan jurus), binatang (jika mirip gerakan binatang).
Sekarang dikategorikan menjadi empat kategori yaitu: Seni Beladiri untuk Kompetisi, Seni Beladiri untuk Pendidikan, Seni Beladiri Tradisional, dan Seni Beladiri untuk kalangan Militer.
Shaolin adalah aliran seni beladiri yang paling meluas, memiliki sejarah yang sangat panjang dan memiliki jurus yang paling banyak di China bagian Tengah. Dinamakan berdasarkan nama Kuil Shaolin di Pegunungan Songshan. Perguruan Shaolin memiliki beberapa cabang seperti ‘Tiga Keluarga’ dan empat cabang. Tiga keluarga adalah keluarga Hong, Kong, dan Yu yang menekuni seni beladiri Shaolin; sedangkan empat cabang adalah Dasheng, Luohan, Erlang dan Weituo.
Karakteristik Seni Beladiri Shaolin. Aliran Shaolin memiliki gerakan yang mampu bergerak mudah dan cepat, dengan kombinasi antara kekuatan dan kemudahan dikontrol, dengan fokus khusus kepada kekuatan, memiliki banyak jurus pada beberapa cabangnya yang bertujuan untuk menyerang. Kungfu Shaolin banyak tersebar dan disegani, menduduki peringkat pertama dalam seluruh aliran seni beladiri Wushu. Aliran Shaolin seringkali disebut sebaga penjaga ‘moralitas dan keadilan’.
Seni Beladiri Aliran Wudang. Berlokasi di Gunung Wudang di Provinsi Hubei, sekitar empat jam menempu kereta api dari Wuhan. Di akhir masa kejayaan Dinasti Song Utara, Master Zhang Sanfeng yang dikenal sebagai pendiri ‘Neijia’ aliran yang menekankan pada pertahanan diri, mendirikan Aliran beladiri Wudang. Jurus Neijia Aliran Wudang dibagi menjadi empat cabang yaitu Taiji, Bagua, Xingyi, dan Taicheng, dengan Taiji sebagai aliran yang dominan.
Karakteristik Aliran Wudang. Aliran ini melatih tulang dan otot seseorang dan sistem pernafasannya. Utamanya berfokus kepada seni membangun kekuatan seseorang melalui olah nafas dan latihan anggota tubuh dalam dan seni untuk menang dengan tidak banyak gerakan dan kelembutan.
Aliran Emei. Aliran ini didirikan di Gunung Emei, salahsatu gunung yang populer bagi kalangan Budha di Tiongkok. Berdasarkan perspektif kepercayaan dan agama, Aliran Emei merupakan kombinasi dari biarawan/biarawati dan pendeta agama Tao, dengan demikian maka aliran ini banyak dikembangkan oleh pemuka agama Tao perempuan.
Karakteristik Aliran Emei. Aliran ini merupakan gabungan antara Shaolin dan Wudang, antara kekuatan dan kelembutan. Kombinasi antara kelembutan dan kekerasan dengan berfokus kepada menyerang dan pertahanan diri. Dengan menekuni seni beladiri Aliran Emei, seorang yang lemah dapat mengalahkan yang kuat. Aliran ini juga mempertimbangkan tubuh wanita dalam desain dan teknik seni beladiri, memadukan semua kelebihan dari Aliran Shaolin, Wudang dan Tinju Selatan.
Klasifikasi Seni Beladiri
Kegiatan-kegiatan latihan. Latihan utamanya berfokus kepada gerakan tunggal yang bertujuan untuk supaya tetap fit atau meningkatkan kekuatan fisik. Dibagi menjadi latihan organ dalam, latihan otot, latihan gerakan ringan dan latihan gerakan lembut.
Kegiatan rutin meliputi gerakan-gerakan menyerang dan bertahan. Berdasarkan aturan perubahan yang kontras antara menyerang dan bertahan, bergerak dan diam, cepat dan lambat, keras dan lembut, kegiatan rutin tersebut diatur dalam kelompok, berpasangan ataupun sendiri-sendiri.
Aktifitas pertarungan. Berupa persaingan antara dua orang yang bertarung menggunakan akal, kekuatan, dan kecakapan-kecakapan dalam menyerang dan bertahan. Pada jaman sekarang aktifitas pertarungan adalah tarung bebas dan saling dorong tangan.
Karakteristik Wushu
-Pergerakan-pergerakan memadukan kecakapan menyerang dan bertahan
-Mengkombinasikan latihan fisik dan spirit di dalam diri. Tidak hanya berfokus kepada posisi tubuh yang baku, tetapi juga memberikan perhatian kepada pentingnya perpaduan antara latihan fisik dengan spirit di dalam jiwa, ini merupakan ciri khas seni beladiri Cina. Mencirikan bahwa seni ini telah dipengaruhi oleh filsafat kuno, ilmu pengobatan dan estetika selama masa perkembangannya.
-Variasi gerakan menjadikannya dapat diterapkan secara meluas. Dengan keberagamannya pada metodologi gerakan, struktur gerakan, prasyarat teknik, dn sebagainya menjadikan Wushu dapat dilakukan oleh orang-orang dengan beragam usia, kepribadian, pekerjaan, dan kondisi fisik.
Dampak Melaksanakan Wushu
-Membuat badan fit dan memperkuat kekuatan fisik dan psikis.
-Meningkatkan kemampuan ‘pertahanan diri’.
-Mampu menjaga moralitas yang baik. ‘Moralitas adalah rangking pertama dalam mempelajari seni beladiri’, peribahasa ini mengindikasikan bahwa Kungfu menekankan pentingnya pendidikan moral sejak dulu kala. Dengan mempelajari Wushu, anak muda diajarkan untuk menghargai dan menghormati guru, menghargai ajarannya, dan melatih disiplin diri yang ketat. Pada saat bersamaan, latihan Wushu juga membantu orang untuk tekun berusaha untuk meningkatkan kapasitas dirinya.
-Dampak rekreasional. Rutin berlatih seni beladiri meningkatkan keindahan harmoni dan gerakan yang menarik perhatian. Dengan menonton pertarungan antara dua sisi, dan melihat kecakapan mereka dalam menyerang dan bertahan, seseorang dapat menikmati indahnya seni beladiri.
Seni beladiri memiliki sejarah yang kuat di negara Tiongkok, dan mengakar pada kebudayaan rakyat. Sejak jaman modern, sistem seni beladiri telah berekembang lebih sempurna dengan berkembangnnya beragam aliran, fungsi yang jelas, dan fitur-fitur kekuatannya. Dengan demikian seni beladiri Wushu merupakan warisan asli dari budaya tradisional negara Republik Rakyat China.
Wuhan, 2012-11-26
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H