Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bon Jovi Kita

14 September 2015   16:20 Diperbarui: 14 September 2015   16:32 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar konser Bon Jovi di Jakarta perasaan sih senang-senang saja. Karena dahulu pernah ngefans dengan grup rok bersih yang tidak suka ngerokok dan miras ini. Tetapi kalau untuk nonton tidak lah yaa. Bukan karena gak mau, tetapi tidak ada dananya dan juga bukan prioritas hehehe. Mendengar Bon Jovi karena teman-teman suka memutar kasetnya, that is it. Dan ternyata memang Bon Jovi cukup dahsyat secara lirik, musik dan vokalnya. Generasi yang kini berusia 30-40 an lah penggemar Bon Jovi Indonesia. Bahkan saat itu poster dan kasetnya banyak bertebaran sampai juga bajakannya menyebar di kampung-kampung.

Kini Bon Jovi sudah menua, demikian pula penggemarnya. Mereka bernostalgia dan mengadakan konser untuk album baru mereka. Seorang rekan mencari tiket kehabisan. Ia merupakan generasi Bon Jovi. Bertanya kesana kemari, mencari - cari kemungkinan. Ternyata seorang teman memiliki celah, sembian ratus ribu, untuk duduk di kelas festival. Tetapi ia tidak mau membelinya karena berbagai pertimbangan. Beberapa berita menyeruak tentang tertipunya beberapa pihak gara-gara beli tiket online konser Bon Jovi.

Saya jadi kepikiran bahwa, dunia calo percaloan di negara kita ini sudah sedemikian parahnya. Selalu saja ada celah untuk setiap kesempatan. Ketika ada penonton konser sudah pasti ada calo-calo bergentayangan. Mungkin menjadi pendana calo adalah bisnis menggiurkan untuk para tuan dan puan yang punya uang banyak tetapi malas untuk ikut antri dan menggunakan jalur biasa. Boleh jadi hal ini juga terjadi di bidang lainnya. Seorang mahasiswa calon guru yang memiliki kewajiban untuk praktik mengajar di sekolah. Memiliki "pekerjaan sampingan" mengurus pajak orang lain di KPP Pajak Pratama. Rela antri berjam-jam untuk membayarkan pajak orang lain. Lebih ia sukai daripada mengajar di depan kelas ... hadeeh!

Selera bisa berubah, karena pengalaman hidup dan juga hal-hal lainnya. Musik yang terindah bukanlah alunan Bon Jovi bagi saya saat ini. Tetapi Bon Jovi, Iwan Fals, Franki and Jane, Ebiet G. Ade, Kiai Kangjeng, Padi, Godbless, Sawung Jabo, Dewa 19, Slank, Frente!, Eagle, Country, telah mengisi khasanah permusikan di kepala saya. Demikian pula beberapa grup maupun nyanyian lainnya. Semuanya mengalir begitu saja sesuai dengan elan jaman masing-masing. Paling keren dari Bon Jovi adalah saat menjadi soundtrack film Young Guns. Ketika jaman itu masih belum tahu masa depan akan menjadi apa dan bagaimana kehidupan ini akan berlalu. Seakan-akan diri adalah bagian dari koboi-koboi yang setiap saat bertarung tanpa tahu apakah masih ada masa depan apakah tidak... wedeeh galau banget deh !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun