Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Antara Syirik dan Tidak Jaraknya Sedikit Sekali

26 September 2014   00:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:31 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang tokoh, bang Imad, pernah menyatakan bahwa merokok itu dekat dengan syirik, dekat dengan mempersekutukan Tuhan. Mengilah-kan sesuatu selain Allah Swt. Kenapa begitu? karena seseorang bisa saja sampai-sampai merasa tidak bisa hidup tanpa adanya rokok. Kalau tidak merokok serasa mati saja :) Maka dari itu, merokok mendekatkan diri kepada syirik, karena merasa menjadikan rokok hal yang paling dekat dengan dirinya. Padahal Allah-lah yang harus kita jadikan yang terdekat dengan diri kita.

Atau mungkin juga kita bisa menganalogikan dengan uang. Uang juga menjadi penyambung kita dengan mempersekutukan Allah. Jika kita merasa bahwa kita tidak bisa hidup tanpa memiliki uang yang cukup. Kalau tidak punya uang maka mati saja.... Ternyata dalam kehidupan nyata, banyak kok orang yang tidak terlalu bergantung kepada uang, tetapi mereka bisa menjalankan kehidupannjya dengan baik-baik saja.Maka niatkanlah menjadikan uang sebagai jalan untuk menuju jalan-Nya... amiin (nasihat buat diri sendiri).

Batu cincin juga seperti itu. Sekarang ini sedang ngetrend anak-anak muda menggandrungi batu cincin. Kalau niatnya lurus-lurus saja sebagai fashion, maka itu akan oke-oke saja. tetapi kalau niatnya adalah sebagai ... dengan memakai batu cincin ini maka akan lebih berkharisma, akan lebih gagah, akan lebih disayang atasan, dan sebagainya dan sebagainya... maka itu termasuk mempersekutukan Tuhan. Karena ternyata menurut pemikiran tersebut, peran Tuhan sudah digantikan oleh batu cincin. Awalnya dari niat, kalau niatnya kurang baik, maka jalan selanjutnya juga kurang baik.

Seperti cerita lalat, yang menjadi penyebab tokoh dalam cerita lama masuk neraka. Gara-garanya sederhana saja, ia menemukan lalat, kemudian dia berujar, saya berkurban dengan seekor lalat ini kepada iblis. Mungkin saja lalat itu kecil saja, tetapi ia bisa mendorong manusia ke neraka karena lalat yang kecil itu, jika dipergunbakan dengan niat yang salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun