Jalan Sehat Muhammadiyah Aisyiyah Daerah Khusus Jakarta dilaksanakan dengan panitia dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah pada hari Ahad, 12 Januari 2025, bertempat di Silang Monas Barat Daya Jakarta Pusat. Kegiatan "tahadduts bini'mah", mensyukuri nikmat Allah ini, sedikit terlambat, karena berbagai hal. Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912, diakui kolonial Belanda pada tahun 1914.Â
Semua komponen Muhammadiyah diundang untuk hadir, ranting, cabang, daerah, wilayah, organisasi otonom, amal usaha, maupun simpatisan. Para alumni sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah, yang terkumpul di grup percakapan daring, mengatur janji temu di tempat yang disepakati, dan memakai simbol - simbol penanda kelompoknya.Â
Muhammadiyah di Jakarta mempunyai warna keberagaman yang luas. Betawi, Aceh, Batak, Mandailing, Minang, Palembang, Lampung, Melayu, Jawa, Sunda, Madura, Ambon, Papua, Bugis-Makassar, Manado, dan lainnya. Dari kalangan masyarakat bawah sampai ke konglomerat yang dekat dengan kekuasaan, siapapun yang memerintah saat ini. Dari profesi berupah dibawah UMR sampai ke profesional yang dibayar berlipat-lipat dari UMR. Potensi tersebut perlu dikelola dengan baik, agar Muhammadiyah di Jakarta bisa melejit da
n berkompetisi dengan sehat, "fastabiqul khairaat", dengan PWM Jawa Timur, PWM DIY, PWM Jawa Tengah, PWM Sulawesi Selatan, dan PWM Sumatera Utara.ÂPengurus Cabang atau Ranting mengkoordinasikan keberangkatan secara bersama-sama menuju Silang Monas Barat Daya. Segala kesiapan dilaksanakan secara bersama-sama. Pendirian cabang dan ranting organisasi ini biasanya berorientasi pada pendirian amal usaha tertentu, paling banyak bidang pendidikan dan kesehatan. Walaupun faktanya saat ini, banyak cabang dan ranting yang belum punya amal usaha. Paling tidak mereka rutin mengadakan kegiatan pengajian Muhammadiyah.Â
Selain NU yang aktif mendirikan Universitas NU di berbagai daerah, terdapat organisasi MTA, Majelis Tafsir Al Quran yang juga berkembang pesat saat ini. Memberi pilihan umat Islam untuk berorganisasi kemasyarakatan keislaman. Papan namanya mulai muncul di berbagai tempat di Jakarta. Bermula dari pengajian di Surakarta pada tahun 1972, kini berkembang dari Aceh sampai ke Pulau Papua. MTA juga mengelola bidang pendidikan, sosial, dan lain-lain. Lebih muda dari Muhammadiyah, sudah berkembang ke seluruh pelosok Indonesia.Â
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyambut kelahiran Muhammadiyah ke 112, juga diniatkan untuk menggembirakan pelaksanaan Tanwir 1 Aisyiyah yang dilaksanakan di Hotel Tavia, JakartaJakarta pada 15-17 Januari 2025. Aisyiyah adalah orang otonom Muhammadiyah untuk Pemberdayaan Perempuan. Sebuah panggung didirikan, kegiatan donor darah pun digelar, serta doorprize untuk meramaikan suasana. Berbagai moda transportasi umum dan pribadi warga Persyarikatan berkumpul menuju satu titik. Anggota dan simpatisan dari kota-kota satelit Jakarta juga berdatangan.Â
Hadir pada kesempatan tersebut para anggota Muhammadiyah yang berposisi di pemerintahan, antara lain Abdul Mu'ti, Guru Besar UIN Jakarta yang memimpin jalan sehat Bundaran HI - Monas didampingi oleh Dr. Drs. Akhmad H Abubakar, MM., Ketua PWM Jakarta. Pada tahun tahun yang akan datang, ketika Ibukota sudah resmi berpindah, Kegiatan Jalan Sehat dilaksanakan di daerah IKN, Kalimantan.Â
Warga Muhammadiyah Jakarta yang beragam, mengisyaratkan pola dakwah jamaah Muhammadiyah perlu lebih cerdik. Bisa menjangkau semua kalangan umat Islam di berbagai lapisan masyarakat. Muhammadiyah yang terbuka untuk meneruskan dakwah KH Ahmad Dahlan dengan disesuaikan dengan nafas zaman sekarang. Merujuk Ki Hajar Dewantara, sesuai dengan kodrat jaman dan kodrat siswa (target dakwah).Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI