Mohon tunggu...
Purnama Syaepurohman
Purnama Syaepurohman Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, Sustainability provocateur, open mind, Edukasi, Literasi Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Surat al Kahfi dan Hari Jumat

10 Januari 2025   10:32 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Surat Al Kahfi adalah salah satu nama surat dalam Al Qur'an. Dinamakan Al Kahfi karena pada isi surat tersebut antara lain menjelaskan tentang Ashabul Kahfi. Para Sahabat Gua, atau para penghuni gua. Mereka adalah orang-orang beriman yang dikejar-kejar oleh penguasa lalim karena keimanannya. Mereka menyembunyikan diri di gua. Jumlahnya di Al Qur'an disebutkan antara jumlah tertentu, demikian pula lamanya tinggal selama tiga ratus tahun lebih, lebih tertentu. Dengan mukjizat dari Allah SWT mereka dapat tidur selama itu. Saat tidur pada masa penguasa lalim, dan saat bangun, penguasanya sudah berganti dengan penguasa yang beriman kepada Allah SWT. Mengingatkan bahwa jika Sang Penguasa Semesta berkehendak, tidur tiga ratus tahun bagi makhkluk yang disayangi-Nya adalah tidak masalah

Surat ini disunatkan dibaca pada hari Jumat berdasarkan beberapa hadits antara lain yang diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Al Mustadrok II/399, dan Baihaqi di dalam Sunannya III/249 dengan nomor 5792.  Dari Abu sa'id al Khudri radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca Surat Al Kahfi pada hadri Jumat, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum'at".  Kaum muslimin didorong untuk menyegerakan diri ke masjid, dan membaca Surat Al Kahfi sambil menunggu Imam dan Khatib memulai pekerjaannya. fenomena manusia modern yang sibuk dan menyibukkan diri, saat ini, datang ke masjid saat azan berkumandang, dan ketika khatib berpesan, jari-jari tangan sibuk men-scroll layar telepon cerdas. Biasanya anak muda, dan sedikit dari yang lebih tua. Menegur mereka perlu dilakukan, walaupun agak susah dilakukan. Seperti mengisi saf yang kosong, adalah hal yang belum secara disiplin dilakukan umat. Umat lebih memilih posisi tempat sholat yang di belakang, posisi ueenak bisa bersandar, menjaga sandal mahal, paling dekat ke pintu, paling dekat dengan pendingin ruangan dan bukan mencari saf terdepan.

Pada pelajaran Ilmu Hadits, dikenal beberapa intelektual muslim/ulama yang diakui kepakarannya dalam mengumpulkan hadits dan melakukan verifikasi terhadap kebenarannya, sehingga muncul hadits dengan derajat shahih, hasan, dan dhaif. BAN MATI, demikian pelajaran di pesantren untuk menghafal 7 ulama yang bereputasi tinggi dalam mengumpulkan hadits  shahih dari Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi Wasallam, yaitu: Imam Bukhari, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Nasai, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah. 

Hadits ini mendorong umat Islam untuk membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat.  Membaca Al Qur'an adalah sebuah keutamaan bagi umat Islam. Membaca Al Qur'an juga bisa juga dengan membaca terjemahan, tafsir, maupun takwil dari para ahli AL Qur'an yang saat ini bisa ditemukan pada berbagai platform media. 

Hari Jumat mengingatkan umat Islam untuk "berhaji kecil" dan menyayangi fakir miskin. Maka ketika akan melaksanakan sholat Jumat disunatkan untuk membersihkan diri dan memakai pakaian yang baik serta melaksanakan beberapa ibadah sunat lainnya. Beberapa komunitas mendorong dilaksanakannya "jumat berkah" dengan menyediakan makanan dan minuman secara cuma-cuma kepada jamaah sholat Jumat di masjidnya. 

Kaum muslimin diberikan dua petunjuk oleh Nabi Muhammad. Al Qur'an dan As Sunnah. Dengan berpegang kepada dua hal tersebut, insya Allah dapat selamat di dunia dan akhirat, dapat bermuamalah dengan sesama manusia, dengan makhluk lain, dan dengan Allah dengan sebaik-baiknya. Para ulama sebagai pewaris para Nabi adalah orang-orang yang selalu mendakwahkan umat Islam untuk kebaikan dua alam (dunia dan akhirat) dengan berpegang teguh kepada ajaran-ajaran dari Al Qur'an dan As Sunnah. Para ulama merupakan rujukan dalam kehidupan bagi umat, yaitu ulama yang ahli dalam ilmu agama dan dengan kepakarannya memberi petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Belum tentu para ulama menguasai ilmu-ilmu pengetahuan ilmiah modern yang saat ini berkembang pesat. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah saatnya para khatib dan ulama juga mempelajari bagaimana aspek ilmiah dari pelajaran agama yang dipelajarinya. Karena agama bukan sekedar berita ancaman dan berita gembira saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun