Gaudeamus Igitur terkumandang dari Paduan Suara "Uhamka Choir" mengiringi kedatangan Ketua Senat beserta anggota senat terdengar syahdu dan khidmat pada Sidang Senat Terbuka untuk Umum Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Lagu ini adalah lagu berbahasa Latin yang biasa dinyanyikan pada prosesi wisuda di Dunia Barat dan juga di belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia. Menurut Wikipedia, melodi tercetak pertama pada Lieder fr Freunde der Geselligen Freude ("Songs for Friends of Convivial Joy"), dipublikasikan di Leipzig pada tahun 1782, bersamaan dengan lirik Bahasa Jerman Kindleben; meskipun demikian, nada lagu tersebut sudah dikenal jauh sebelum tahun penerbitan. Publikasi pertama berbahasa Latin dengan melodi seperti sekarang mungkin pada karya Ignaz Walter pada tahun 1797, sebuah seting Opera "Doktor Faust", dan juga pada karya opera "Berlioz' Damnation of Faust."
Pada hari Sabtu, 28 Desember 2024, dilaksanakan prosesi Wisuda Ahli Madya, Sarjana, Magister, dan Doktor yang ke 64 bagi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Diadakan di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Untuk pertama kalinya Uhamka mewisuda lulusan program doktoralnya pada tahun ini, yaitu untuk Program S3 Pendidikan Bahasa Indonesia. Jumlah peserta 3.394 Wisudawan/Wisudawati. Diselenggarakan dalam 3 sesi, yang dimulai dari pagi hari sampai sore hari. Hadir para undangan dari berbagai mitra kerja sama Uhamka dan juga pihak-pihak terkait seperti Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Majelis Diktilitbang PPM, Pimpinan LLDikti III, Pimpinan Kopertais Jakarta, dan tamu-tamu undangan lainnya. Para orangtua dan keluarga besar berdatangan, demikian pula para pihak yang turut bergembira dengan kelulusan hadir memberikan semangat dan motivasi pada acarwa suka cita tersebut.
Lulusan Program Doktor di Uhamka cukup fenomenal, karena dapat diraih dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun pas. Sehingga memberikan kontribusi positif bagi reputasi perguruan tinggi. Para mahasiswa program doktoral dibimbing secara intensif untuk dapat lulus tepat waktu, dan menerbitkan beberapa jurnal serta karya ilmiah lainnya yang berkualitas.
Lulusan terbanyak masih didominasi oleh mahasiswa dari fakultas keguruan. Delapan ratus lebih lulusan dihasilkan pada wisuda saat ini. Hal ini karena di FKIP Uhamka terdapat 12 program studi S1 Kependidikan, dan satu Program Pendidikan Profesi. Sebelumnya FKIP Uhamka juga membantu pemerintah dalam program PPG, meluluskan seribu lebih mahasiswa program PPG Guru Tertentu Piloting 1 yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Wisuda adalah prosesi yang sangat ditunggu oleh para mahasiswa. Karena menandai berakhirnya masa studi dan menjadi lulusan dari lembaga pendidikan tempat belajar. Pada kegiatan ini, kebaruan muncul pada toga Senat Uhamka. Senat Uhamka memiliki model toga terbaru dengan model topi bundar ala senat perguruan tinggi di Eropa. Corak batik bernada Muhammadiyah, gambar matahari, muncul pada baju toga yang dipakai para senator Uhamka.
Pada satu kesempatan, penulis berdiskusi dalam satu forum dengan Haidar Bagir. Pengusaha, Intelektual, dan Pemilik sebuah Yayasan Pendidikan di Depok, Jawa Barat. Menurut beliau, yang lulusan ITB, pengalaman dalam mewawancarai calon pekerja di perusahaannya membuktikan bahwa ternyata ketika di dunia kerja, setiap lulusan membawa dirinya sendiri dengan kemampuan untuk berkembang lebih baik. Beliau menemukan bahwa para lulusan perguruan tinggi yang tidak terkenal, dapat meningkatkan karirnya dengan baik. Hal itu disebabkan karena pembelajaran nyata di dunia kerja. Kebanyakan berupa kemampuan teknis dan kemampuan keterampilan-keterampilan halus (softskills) di industri tempat kerja yang mereka kuasai.
Pesan-pesan yang disampaikan oleh para narasumber acara wisuda, relatif sama, yaitu memberikan ucapan tahniah, memotivasi, dan memberi masukan-masukan untuk hidup pasca wisuda. Pada tulisan ini dirangkum beberapa pesan buat wisudawan dari para narasumber. Pada kesempatan ini, hadir sebagai nara sumber antara lain Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Irwan Akib, Sekretaris PP Muhammadiyah Prof. Dr. Ahmad Muttaqin, Ketua LLDikti III Prof. Dr. Toni Toharuddin, Wakil Ketua Kopertais Prof. Sururin
1. Berterima kasih. Para wisudawan selayaknya berterima kasih kepada para pendukung bagi tercapainya gelar tersebut. Support system ini adalah para orang tua/wali, teman, ibu/bapak kos, serta pihak-pihak lainnya yang membersamai proses perkuliahan sampai selesai; Sebagai perguruan tinggi berusia tua, sebelumnya bernama IKIP Muhammadiyah Jakarta, Uhamka memiliki hubungan erat dengan para mahasiswa, yang banyak berasal dari keluarga besar alumni sebelumnya. Para orangtua dan wali tanpa ragu memilih Uhamka karena memiliki pengalaman baik dalam pendidikan tinggi pada masa lalunya. Â
2. Berterima kasih kepada almamater sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu, tentu saja, dan terutama pada sumber daya manusia yang menjaga infrastruktur berjalan. Terdiri dari dosen, laboran, pustakawan, staf tenaga kependidikan, satpam, dan staf kebersihan. Keunggulan almamater perlu didukung, sedangkan kelemahan yang dimiliki perlu diberikan masukan-masukan agar dapat berkembang menjadi lebih baik, di era persaingan ketat antar perguruan tinggi pada saat ini.
3. Terus belajar. Karena wisuda bukanlah akhir, tetapi awal bagi dunia baru untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. Diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan jaman yang semakin cepat. Mempelajari hal-hal baru yang datang di jaman serba disrupsi ini memerlukan kecepatan belajar (agility to learn).
4. Mahasiswa ketika sudah lulus, akan menjadi agen perubahan di masyarakat. Oleh karena itu harus mempersiapkan diri untuk dapat berguna bagi agama, bangsa, dan negara. Perlu menjaga nama baik almamater ketika terjun di masyarakat.
5. Memperkuat skill sosial dalam bermasyarakat. Karena skill keilmuan semata tidak akan cukup ketika lulusan berkiprah di masyarakat. Oleh karena itu, perlu kemampuan berjejaring dengan berbagai elemen masyarakat, terutama elemen yang membawa spirit kemajuan dan pencerahan yang selaras dengan nilai-nilai kebangsaan. Â
6. Lulusan akan menjadi pemimpin di era generasi emas 2045. Perlu terus menerus belajar dan menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin bangsa. Â Menyiapkan diri berarti menempa diri dalam kepemimpinan. Mulai dari hal yang terkecil, dan mulai dari diri sendiri. Memimpin diri, keluarga dengan baik, maka akan siap dalam memimpin hal-hal yang lebih besar
7. Dunia terus berkembang, demikian pula disiplin keilmuan yang dipelajari. Oleh karena itu, para lulusan hendaknya menyiapkan diri pada integrasi keilmuan antara ilmu dasar dan ilmu terapan. Menguasai ilmu-ilmu dasar di program studi, dilanjutkan dengan menguasai penerapan ilmu-ilmu tersebut melalui pengalaman nyata yang terintegrasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
8. Kuatkan bahu, dalam artian kuatkan fondasi diri dalam menyongsong masa depan. Kuatkan jasmani agar mempunyai stamina yang akan mendukung performa dalam bekerja. Kuatkan mental dalam menghadapi persaingan yang sengit di dunia kerja, serta perkuat profesionalisme pada ilmu yang dipelajari pada program studi. Â
Iuvenes dum sumus!
Post iucundam iuventutem