Kelembagaan harus terus berbuat, jangan hanya diam diri. Jumlah pelanggan yang menurun drastis perlu diantisipasi, jangan berdiam diri. Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain dengan membuat leaflet secara fisik maupun digital. Dan disebarkan ke berbagai pihak secara terstruktur, sistematis, dan masif. Komunitas yang benar-benar menyuplai pelanggan perlu pendekatan yang lebih akrab. Pola pelayanan yang kreatif dan inovatif perlu digagas dan diterapkan.
Lembaga perlu memahami siapa target konsumen jasa yang kita jual. Pasar kelas menengah merupakan target riil. Perlu pembeda dengan pasar kelas bawah yang menawarkan layanan masif tapi kurang menjaga kualitas. Itu bukan kita. Maka perlu dikembangkan yang menjadi daya beda layanan jasa yang kita tampilkan. Misalnya hasil karya unggulan tidak terekspos, maka perlu exposure yang lebih baik pada masa kini dan yang akan datang. Jasa unggulan harus dilakukan, sehingga memberi kepuasan. Kepuasan berbuah pada kesetiaan pada brand yang kita miliki.
Berkembangnya dunia digital dengan keinginan untuk berpose di media sosial, menyebabkan perlunya mempercantik spot-spot di tempat layanan jasa ini diberikan. Ini akan mendorong rasa aman dan nyaman konsumen setia yang datang ke lokasi jasa.
Perubahan adalah keniscayaan, demikian belajar dari Nokia. Maka perlu adanya upaya-upaya untuk mengarungi perubahan, melaksanakan perubahan, dan bergerak berkemajuan. Biaya layanan harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Dan jangan lupa untuk selalu memjaga kualitas layanan pada pelanggan pada berbagai aspek. Dari aspek hulu sampai ke hilir
Daftar Rujukan:
1. Copilot
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H