Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Capaian Profil Lulusan Pendidikan Ekonomi

13 Juni 2024   17:03 Diperbarui: 13 Juni 2024   17:07 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bersyukurlah jika mempunyai pekerjaan. Beberapa orang diantara kita tidak mempunyai pekerjaan. Menjadi pengangguran. Mereka membuka mata dan tidak jelas apa yang akan dikerjakan hari ini, dan bagaimana makan hari ini. Beberapa orang mempunyai pekerjaan yang rutin dan stabil. Berangkat pagi dan pulang sore. 

Bangsa Jepang mempunyai budaya IKIGAI. Secara harfiah berarti ALASAN UNTUK BANGUN PAGI. Bekerja keras menjadi DNA bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk bermalas-malasan. Bangun pagi dan mengerjakan suatu kegiatan yang menjadi pekerjaannya dengan sepenuh hati, dengan sungguh-sungguh. 

Pada beberapa posisi pekerjaan, ada juga pekerjaan yang bersamaan. Semisal rapat. Hal ini tidak bisa dihindarkan. Ada beberapa hal yang harus dirapatkan secara bersama-sama. Pagi melaksanakan satu pekerjaan sejak jam tujuh pagi. Berarti berangkat dari rumah sekitar setengah tujuh pagi. Setelah selesai mengajar jam delapan lewat empat puluh. Istirahat sejenak sambil sarapan bubur ayam dan minum kopi hitam. Menandatangani beberapa dokumen, kemudian rapat jam 9. Ada dua rapat yang dilaksanakan secara setengah-setengah. Dari rapat ke rapat. Dari pertemuan ke pertemuan. Kalau Tan Malaka membuat memoirnya berjudul "Dari Penjara ke Penjara", maka bagi birokrat pendidikan mungkin lebih tepat "Dari Rapat ke Rapat". 

Siang ada waktu luang, dan jam lima belas siang mulai ikut acara Zoom oleh Asosiasi Program Studi. Acaranya dilaksanakan di Solo, secara hibrid. Peluncuran Capaian Pembelajaran Lulusan bagi Program Studi Pendidikan Ekonomi pada jenjang S1, S2, dan S3 oleh Aspropendo, yaitu Aliansi Profesi Pendidik Ekonomi Indonesia. Pemateri pertama menyampaikan bahasan tentang profil lulusan (utama) yaitu Pendidik Ekonomi. Sedangkan Profil Lulusan Penunjang sesuai prodi di universitas masing-masing.

KKNI menjadi acuan pokok penetapan CPL. SKL merupakan kriteria minimal mengenai kesatuan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian mahasiswa dari hasil; pembelajarannya pada akhir program pendidikan tinggi (Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023, PAsal 6 ayat 1. Kompetensi sikap ditulis di awal, karena pentingnya sikap, bahkan lebih penting daripada intelektual. CPL yang ditetapkan oleh Universitas dan Fakultas adalah CPL untuk matakuliah yang lebih umum. 

CPL untuk mahasiswa sarjana (S1) pada level 6 (jabatan teknisi/analis) pada KKNI, 6C.(Critical Thinking, Collaboration, Creative and Innovative Thinking, Computational Thinking, Compassion, and Communication) sebagai keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik di masa depan juga disampaikan oleh narasumber pertama yang sudah tidak asing lagi bagi Aspropendo yaitu Dr. Leny Noviani, M.Pd.

KKNI Level 6 menguasai konsep, memformulasikan penyelesaian masalah prosedur, mengaplikasikan, menyelesaikan masalah, mampu beradaptasi, mengambil keputusan, memberikan petunjuk, dan bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Untuk mengetahui kompetensi guru ekonomi masa depan, pemateri mencari tahu dengan akses ChatGPT, jawabannya cukup berkorelasi dengan realitas. Beliau membandingkannya dengan Top 10 skills of 2025 dari World Economic Forum. 

Kriteria Perumusan CPL menurut Dr Leny contohnya Mampu merencanakan dan mengimnplementasikan pembelajaran ekonomi secara inovatif dengan pendekatan TPACK, sesuai etika profesi dengan penuh tanggung jawab.

CPL diturunkan menjadi CPMK. Kemudian CPMK diturunkan menjadi Sub CPMK. Sub CPMK mempunyai beberapa indikator. Bagaimana cara mencapai, bagaimana mengukurnya dan butuh berapa lama (untuk menghitung SKS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun