Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menimbang Kehadiran Umbara dalam Persaingan Perguruan Tinggi di Bogor

18 Januari 2023   21:08 Diperbarui: 19 Januari 2023   15:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amanat Prof Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada peluncuran UM Bogor Raya, Rabu, 18 Januari 2023

Pada hari ini, masyarakat Kabupaten Bogor memiliki satu universitas baru, yang diperkenalkan kepada publik di Gedung Tegar Beriman Kabupaten Bogor. Universitas Muhammadiyah Bogor Raya. Sebagai Rektor pertama adalah Dr Sukardi, M.Pd., yang sebelumnya adalah pimpinan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bogor. Sebelumnya juga merupakan Dekan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka selama dua periode. Dr. Sukardi, M.Pd., biasa dipanggil Pak Edi Sukardi adalah salah seorang Ketua di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta. Umbara kalau dalam bahasa Sunda berarti merantau, hal ini relevan dengan ciri Muhammadiyah sebagai organisasi keislaman urban, yang banyak dikembangkan oleh para perantau atau diaspora. Dr. Sukardi, tokoh Betawi yang juga ketua Pusat Studi Betawi UHAMKA, menjadi Rektor di Bogor.  UHAMKA merupakan perguruan tinggi yang menjadi pendukung dari keberlanjutan dua kampus di Jawa Barat, yaitu Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas Muhammadiyah Bogor Raya.

Kemeriahan pada hari Rabu, 18 Januari 2023 ini dikarenakan banyaknya warga Muhammadiyah yang hadir pada kegiatan ini. Grup Drum band dari MBS Ciseeng memeriahkan acara. Selain itu juga ada paduan suara dari sebuah sekolah Muhammadiyah di Cikampek. Muhammadiyah di Bogor, terutama di daerah Leuwiliang, merupakan basis yang telah berkembang cukup lama, bahkan sejak masa kolonialis Belanda. Sehingga wajar jika peluncuran ke publik dari Umbara ini sangat meriah dengan kehadiran warga Muhammadiyah dari berbagai unsur keorganisasian seperti Aisyiyah, Tapak Suci, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Kokam dan sebagainya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah hadir, demikian pula Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II Jawa Barat, serta beberapa tokoh politik yang dekat dengan Muhammadiyah, tokoh pemerintahan, serta Ramzi, tokoh publik figur yang biasa hadir di televisi. Professor Haedar Nashir meminta Umbara menjadi salah satu PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah'Aisyiyah) yang besar dari provinsi terbesar populasinya di Indonesia.

Pada acara ini, juga ditandatangani berbagai Nota Kesepahaman dengan berbagai pihak, antara lain dengan Chinalink Education, sebuah lembaga yang terkait dengan pendidikan dan budaya China yang berlokasi di Jakarta Utara. Saat menjadi Dekan di FKIP Uhamka, Pak Edi beberapa kali mengajak dosen dan warga Muhammadiyah untuk mengenal budaya China dengan menggandeng Chinalink

Umbara adalah penggabungan dari dua perguruan yaitu STKIP Muhammadiyah Bogor dan Akademi Kebidanan Tri Dharma Husada yang berlokasi di Bandung Barat. Kehadiran Umbara melengkapi eksistensi beberapa universitas milik Persayarikatan Muhammadiyah di Jawa Barat, menjadi 5 universitas.

Melihat banyaknya masyarakat Muhammadiyah yang hadir, Umbara memiliki potensi sebagai pilihan tempat kuliah bagi warga Muhammadiyah Bogor dan sekitarnya, yang berminat di bidang ilmu kependidikan dan kebidanan. Pada saat peluncuran tersebut, juga ada pemberian wakaf untuk Muhammadiyah dari keluarga pemberi wakaf. Sebagai sebuah lembaga dakwah, maka keberadaan wakaf dari warga merupakan salah satu pendukung bagi akselerasi dakwah Muhammadiyah dalam berbagai bidang. Ke depan, Umbara diharapkan dapat membuka jurusan-jurusan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan sesuai pangsa pasar. Selain itu, Umbara juga diharapkan terus menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Perguruan tinggi di Indonesia saat ini mensyaratkan para dosennya berijasah strata 3 alias doktoral. Selain itu, para dosen juga diharapkan melaksanakan kegiatan tridarma pendidikan dengan teratur, serta memiliki publikasi di tingkat nasional maupun internasional. Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah di Indonesia memiliki potensi untuk saling bersinergi untuk saling mendorong kemajuan. Karena pada hakikatnya setiap perguruan tinggi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perguruan tinggi swasta tidak memiliki sumber daya yang selengkap perguruan tinggi negeri. Oleh karena itu, pimpinan harus berinovasi untuk kemajuan, tidak sekedar menjalankan rutinitas. Apalagi pada saat ini, perguruan tinggi negeri sangat gencar dalam rekrutmen mahasiswa baru, bahkan dengan memiliki berbagai skema penerimaan mahasiswa baru. Butuh inovasi dan kreativitas dalam perekrutan, sehingga banyak mahasiswa baru yang tertarik untuk memilih berkuliah di Umbara. Pengembangan sumber daya manusia juga perlu ditingkatkan, para Angkatan muda Muhammadiyah di Bogor dan sekitarnya bisa dikader untuk secara profesional menjadi akademisi dan penggerak roda organisasi di Umbara. Meskipun demikian, pergerakan kemajuan harus lebih banyak menilai staf dari aspek meritokrasi, jangan sekedar dukungan kepada kader dari organisasi otonom semata. Pada dunia profesional, kader Muhammadiyah dari ortom harus bersaing secara profesional dengan kader Muhammadiyah yang bekerja di Muhammadiyah yang berasal dari  non ortom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun