Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kajian Sistematik Karya Ilmiah

13 Mei 2022   09:27 Diperbarui: 13 Mei 2022   09:38 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Media Whatsapps memperluas jumlah anggota grup, karena persaingan yang semakin ketat. Telegram sudah membuka ruang lebih banyak, lebih dahulu. Sebuah grup resmi komunitas profesi berancang-ancang pindah ke Telegram, saat Whatsapps mengumumkan menambah kuota anggota. apa daya, para anggota sudah mengunduh dan memasang Telegram.

Saya termasuk pengguna Telegram, dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Saat kasus Indra Kenz belum populer, berbagai spam ajakan masuk bertubi-tubi dari Telegram. Sampai akhirnya saya mencari tahu bagaimana supaya akun saya lebih aman dari grup-grup penipu tersebut. 

Dengan bahasa yang semakin global, maka berbagai aspek bisa mudah diterima dari Telegram. Tergantung kebijakan masing-masing dari kita. Sebagai akademisi pemula, saya ikuti sebuah grup Telegram dari Malaysia, yang mendorong bagi publikasi ilmiah, yang diikuti oleh para mahasiswa S3, dosen, dan praktisi pendidikan lainnya. Grup menawarkan proof reading, konsultasi publikasi, dan semacamnya. Ada pula acara-acara yang berbayar via Zoom atau live Facebook terbatas. 

Pada grup ini terdapat berbagai kisah seputar  perjuangan para kandidat doktor lintas negara. Menjadi penyemangat bagi para mahasiswa lainnya. Serta berbagai tips and tricks untuk lulus menjadi PhD. 

Satu penelitian disertasi, menurut berbagai perbincangan di grup ini, bisa dipecah-pecah menjadi beberapa publikasi jurnal ilmiah. Judul jadi satu jurnal, bagaimana judul itu menjadi menarik untuk diangkat. Maka dibuatlah sebuah penelitian tentang cutting edge-nya judul tersebut sehingga layak untuk diteliti. 

Setelah itu, teori-teori yang digunakan juga dijadikan sebuah jurnal. Sebuah kajian sistematik (systematic review) tentang fenomena ilmiah tersebut, dengan mengutip semua jurnal yang membahas masalah tersebut, kemudian peneliti membuat analisis terhadap hal tersebut berdasarkan pemikiran, maupun perkembangan keilmuan terbaru yang diperolehnya.

Metode penelitian yang digunakan, tentu saja harus metoda yang dapat menjadi pisau analisis yang tepat bagi permasalahan penelitian. Selanjutnya peneliti bisa mempublikasikan jurnal mengenai desain pengembangan instrumen penelitian di lapangan. Baik itu akan menggunakan metode penelitian kuantitatif, kualitatif, penelitian tindakan, maupun penelitian pengembangan. 

Hasil penelitian adalah inti dari disertasi, dan ini menjadi satu publikasi ilmiah tentunya. Sebuah jurnal hasil penelitian yang memiliki bayak peluang untuk diterbitkan, baik secara nasional maupun secara internasional.

Pembahasan hasil penelitian, discussion, juga berpotensi diangkat menjadi publikasi ilmiah. Dengan menambahkan data-data terbaru, dan analisis cermat dari peneliti. Menjadi kajian tentang masa depan pembahasan keilmuan di masa mendatang.

Ternyata, banyak juga kesibukan yang harus dilakukan oleh seorang akademisi. Daripada sekedar nyinyir mengkritisi pemerintah pada tataran praktis tanpa wawasan keilmuan yang mumpuni di bidang tersebut. 

Politik memang penting, tetapi lebih penting lagi adalah kita berprestasi pada bidang profesional kita. Tidak terjebak menjadi akademisi politisi nir prestasi. Mendidik anak bangsa untuk menjadi lebih ilmiah, akan dimulai dari diri pendidik akademisi itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun