Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Clear Chat! Maaf ya!

20 April 2019   14:49 Diperbarui: 20 April 2019   14:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang pengumuman resmi dari KPU, tentang hasil resmi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif, banyak sekali bertebaran berita-berita bohong. Lalu teman-teman yang emosional menghadapi perbedaan-perbedaan komentar. Bahkan grup sosial media yang seharusnya bersih dari aroma politik, mulai terkontaminasi. Secara terang-terangan.

Sebagai manusia berakal sehat, tentunya kita harus pakai akal sehat. Hasil Hitung Cepat sebagai metode ilmiah harus diapresiasi, walaupun bukan hasil final. Saya sejalan dengan himbauan resmi PP Muhammadiyah sehari yang lalu di Yogyakarta DISINI. Namun situasi grup semakin panas, apalagi banyak informasi tidak jelas yang memanas-manasi. Solusinya adalah menghapus percakapan di grup. Clear chat. Setiap hari, sehingga otak tidak ikut-ikutan terpancing mengomentari hal-hal yang tidak berhubungan dengan hidup saya secara langsung. Sebagai manusia yang hidup di dua alam, maka dua-duanya saya pernah dan bergaul.

Tidak ada yang benar-benar salah, dan sebaliknya. Keduanya dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan untuk menuju Indonesia yang super power "ala Indonesia". Kalah di Pilpres, bukan segalanya... Karena kita masih bisa berbuat untuk membangun Indonesia dengan cara lain. Menjadi oposisi yang baik, menjadi warga negara yang kritis, aktif di media sosial menyuarakan hal-hal yang baik untuk kemajuan Indonesia pada berbagai aspeknya. Para politikus berkonflik dan berbaikan, jangan kita rakyat bawah berkonflik terus-terusan. Adu jotos. Sementara mereka sudah ngopi bareng di Cafe-cafe dengan pendingin udara.

Tunggulah sesudah ada pengumuman resmi KPU. Apa yang akan terjadi, terjadilah. Sebagai alumni 1998, tentu saja saya tidak percaya akan adanya kegiatan Poeple Power (lagi) seperti yang diwacanakan. Mau ngapain, generasi mahasiswa sekarang sudah beda. Mereka adalah milenial yang jarang terlihat gerakan jalanan komunal yang besar. Mengumpul satu kampus saja jarang (kecuali pengenalan kampus), apalagi se-Jakarta, atau se-Indonesia. Demikian pula wacana-wacana yang berkembang terlihat ada tarik ulur. Untuk Pileg hargai QC, tapi untuk Pilpres ndak dulu !? 

Ada keinginan meng-copy hasil Pilkada Jakarta ke tingkat nasional. Tapi ini Indonesia, jauh lebih besar dari Jakarta. Saya masih percaya wasit dan para negarawan yang akan menjaga Indonesia menjadi lebih baik. Jadi, untuk sementara mohon maaf saya akan "clear chat" beberapa hoaxs dan percakapan tak berguna di grup. Mari kita perbaiki diri, perbaiki keluarga, perbaiki lingkungan, dan move on!. Hidup dengan perbedaan adalah indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun