Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Emas Bonus Demografi

13 Mei 2018   11:00 Diperbarui: 13 Mei 2018   11:13 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Generasi emas adalah impian, suatu generasi yang menjadi kader bangsa, mendorong Indonesia lebih berdayasaing. Memiliki keterampilan halus dan kasar (soft skills dan hardskills) untuk bersaing di era global. 

Untuk menuju itu, diperlukan pengkaderan. Dimulai dari keluarga, dimulai sejak dalam kandungan. Bahkan dimulai sejak kita memilih pasangan hidup. Spouse dan Partner dalam bahasa mereka memiliki konotasi berbeda. Dan bahkan dimulai dari memperbaiki diri kita sendiri, sebagai calon bapak atau calon ibu. Apa yang kita miliki sebagai modal bagi generasi emas?

Apakah kriteria sekolah menentukan masa depan anak yang lebih baik? Belum tentu. Tapi warga urban cenderung memilih sekolah swasta yang berbayar, dengan harapan pendidikannya lebih baik. (I counted in). Justru yang lebih penting lagi adalah pendidikan orangtua keseharian. Kalau istilah psikologinya disebut Bonding. Kemelekatan. Itu yang harus senantiasa dipelihara, kedekatan, komunikasi, bercanda, dan sesekali dimarahi. Jangan berkontak dengan hanya saat marah-marah saja. 

Melihat mahasiswa tahun pertama melaksanakan ujian tengah semester, saya membayangkan bahwa masa depan mereka sedang diukir hari ini. Saya harap mereka jujur dengan kemampuannya. Karena itulah yang akan menjadi bekal masa depan nya. Dimulai saat ini juga. Jika merek tidak jujur, mencontek, dan perilaku nya berlanjut terus. Menghalalkan segala cara untuk kemajuan egoisnya, maka akan muncul para generasi koruptor masa depan. Bukan generasi emas lagi. 

Bagi yang sudah melewati masa studi, sekarang saatnya kontemplasi, apa yanv sudah dilalui, dan bagaimana jalan tersebut telah dicapai. Mungkin ada pnyesalan-penyesalan tapi itu sudah tidak berguna lagi. Waktunya untuk membagi hikmah kehidupan bagi generasi yang lebih muda. 

Masyarakat yang menua, kekurangan mahasiswa di perguruan tingginya. Kalau kekurangan mahasiswa, maka ia bisa ditutup. Maka mereka gencar mencari mahasiswa dari Indonesia. Ini adalah peluang bagi milenial Indonesia. Untuk meraih pendidikan berkualitas luar negeri. Apalagi kalau berbeasiswa. 

Apa untungnya kuliah luar negeri. Wawasan lebih luas, cara pandang lebih bijak, tidak hanya melihat dari kacamata kuda saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun