Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siaran Pers yang Bagus

23 Februari 2018   14:14 Diperbarui: 23 Februari 2018   14:17 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Fungsi kehumasan, saya kira dulu kerjanya orang munafik. Karena mau sedih mau gembira tetap saja harus menampilkan citra positif. Senyum merekah. Tapi ternyata itu adalah pandangan sempit seorang individu saja. Begitu pentingnya sebuah kehumasan, sampai-sampai Bang Gates dikutip oleh Tempo menyatakan: " If I was down to my last dollar, I would spend it on public relations"

Semester ini saya-pun diminta untuk membimbing anak-anak baru belajar kehumasan. Sebenarnya bukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi akademik yang kumiliki. Lebih kepada pengalaman lapangan. Tentu saja aku menolak untuk membina mereka. Tetapi dengan mempertimbangkan beberapa hal, aku tak bisa menolak. Tanggung jawab ini harus dipikul. Tentu saja menjadi pekerjaan rumah untuk mengumpulkan bahan tentang kehumasan secara ilmiah, akademik, dan profesional. 

Saat membuka inbox surel hari ini kutemukan surel menarik dari grup Tempo. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Mungkin inilah yang disebut sebagai mestakung, semesta mendukung. Persuasi untuk ikut pelatihan humas dengan biaya lumayan tinggi, dengan menyampaikan 9 tips Siaran Pers yang baik. 

Dijaman serba elektronik seperti sekarang, memasarkan lembaga secara elektronik sudah menjadi kebutuhan. Maka cara-cara ini bisa dilakukan dengan seksama dan terrencana. Terdiri dari apa yang harus dan yang tidak boleh. Yang harus dilakukan adalah 1) eye catcher; 2) lead memikat; 3) 5W 1H; 4) narahubung yang jelas, dan; 5) ### pasang tanda seperti itu. Sebuah siaran yang bagus menurut Tempo Institute harus membuat penasaran wartawan, memiliki gaya penuturan yang menarik, bahasa jurnalistik yang terukur, memiliki kelengkapan narahubung yang lengkap seperti nomor telepon, alamat  surel yang bisa dihubungi.

Selain itu juga jangan melakukan: 6) kata yang sia-sia; 7) jangan blast; 8)jangan kirim hasil scan, dan; 9) jangan lelah untuk belajar terus menerus. Kebiasaan kita sebagai bangsa melayu untuk memperindah kata-kata yang tidak perlu, "malapah gedang" - kalau menurut orang Sunda -. Blast adalah mengirim hal yang sama ke beberapa sumber/media. 

Tentu saja akan lebih menarik jika di edit terlebih dahulu sehingga seperti berita yang berbeda. mengirim hasil scan menunjukkan ketidak-profesionalan lembaga dan personal kehumasan, maka harus dihindari. Kemudian fungsi kehumasan ini merupakan pekerjaan "soft skill" yang akan terasah seiring waktu berjalan. Oleh karena itu jangan malu untuk terus belajar, dengan siapapun dan kapanpun. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun