Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sakit... Setelah Sekian Lama

13 Desember 2016   18:06 Diperbarui: 13 Desember 2016   18:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang guru yang mengajar anak-anak dengan disabilitas, tiba-tiba menyadari bahwa dirinya juga sakit. Ada yang salah dalam dirinya. Setelah dia berusia kepala empat. itulah salahsatu kisah dalam buku Renald Kasali terbaru. Saya jadi berpikir. Mungkin saya juga salah satunya. Memiliki potensi untuk sakit. Memiliki trauma mendalam di dalam dirinya yang membutuhkan terapi. Mungkin saja, saat semuanya berjalan seakan lancar, di dalam diri saya ada sesuatu yang sakit, tidak tersembuhkan. Menjalani kehidupan metropolitan yang individualistis. Termakan oleh juggernaut. 

OBAT. Jika merasa sakit, maka harus dicarikan obatnya. Obatnya adalah Dia. Karena Dia Maha Lengkap, Maha Sempurna. Dia akan memberi kita kesembuhan jika kita meminta kepadanya dengan sepenuh hati. Bagaimana memintanya, yang sopan yang sesuai dengan keinginanNya. Dia tidak akan merugi jika kita berpaling dariNya. Oleh karena itu maka perlu diluruskan dulu niatnya. Luruskan dulu hatinya. Bahwa hidup ini hanya sementara, bahwa Dia Sang Maha Penggenggam Segala Hati Manusia. Jika ingin ampunannya maka kita harus berjalan di jalanNya. Jangan terpengaruh oleh hal-hal lain yang negatif di sekitarmmu. Persisten. Konsisten. Mengejar apa yang telah menjadi JalanNya. 

HIDUP. hidup ini mencari bahagia. Kebahagian itu dimana letaknya? Materi? Keluarga? Kendaraan? Burung? Martabat? Harga Diri? Jabatan? 

ON OFF. Semua orang sudah memiliki chasing masing-masing untuk menjalani hidup ini. Ada chasing yang ringkih, ada chasing yang sehat sempurna. Presiden Amerika ada yang sejak kecil sakit-sakitan. chasing-nya jelek. Tetapi dengan tekad yang besar ia tumbuh menjadi probadi yang multitalenta. Bahkan melampaui chasing awalnya. Itulah kekuatan niat dan kerja keras menggapai tujuan. Tidak mengapa seberapa banyak kamu gagal, kamu harus bangkit dan terus mengejar impian itu. Sehingga bisa tercapai sebuah puncak prestasi. DEngan pengaturan yang sesuai maka kehidupan akan dikuasai oleh para pemimpi. 

Yang asalnya terlihat mustahil. Gantungkan cita-citamus etinggi langit, tetapi jangan lupa di bumi mana engkau berpijak.Maka kejarlah... Karena kehidupan ini sangat pendek, kejarlah apa yang menjadi impian masa kecilmu. Lepaskan dari bayang-bayang suram masa kini. "arrohatu fii tabaadulil a'maal" Istirahat itu pada hakikatnya ada pada pergantian dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Ujar Kyai Imam Zarkasyi, alumni Kuliyyatul Muallimin di Sumatera Barat yang menjadi pemimpin Pondok Gontor. Jangan pernah merasa lelah untuk mencari prestasi diri.

TERAPI. Memerlukan bantuan dari sang pakar. Self evaluation. Membuat target-target mudah yang bisa dicapai. Tidak membuat target yang muluk-muluk. Mulai menuliskan yang dilakukan, melakukan yang dituliskan. Jika berada di situasi yang kurang waras, maka berusahalah untuk bergaul dengan manusia pilihan, yaitu yang paling waras atau yang paling ekstrim. Disana kita bisa memperoleh panduan masa depan. Mau berjalan kemana diri kita ini. Seseorang yang takut perubahan dan mencari selamat sendiri, ataukah menempuh jalan pedang yang sedikit menyerempet tetapi menyalakan api adrenalin???

PADAMU BERSIMPUH. Jangan lupa untuk menujuNya. Carilah Dia. Carilan Dia di rumah-rumah yatim. Di para dhuafa dan fakir miskin serta yatim piatu. Dia tidak ada di Mall, Restoran Mahal, maupun di Plaza-plaza. Dia juga enggan munciul di grup-grup meedia sosial ala WeA yangs ekarang ngetren di kalangan masyarakat metropolis Indonesia. Dia dekat jika engkau mendekatiNya. Dia menjauh jika kita melupakan rahmatNya.

PECUT. perlu untuk membuka masa depan yag lebih baik. Luka-luka hasil pecutan akan mendorong diri untuk fokus pada kesalahan dan meraih pertaubatan hakiki. Astaghfirullah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun