Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korban Karena Politik Tanpa Peduli Kemanusiaan

4 September 2015   11:57 Diperbarui: 4 September 2015   11:57 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan tafsir tentang ketertiban dunia, perebutan siapa yang paling menguasai ekonomi, dan hal global makro lainnya bisa menyebabkan terjadinya keruntuhan kemanusiaan. Semalam saya melihat berita tentang anak terdampar dan meninggal. Pengungsi Suriah. Oleh karena itu maka penting bagi kita untuk memilih pemimpin yang menjamin berlakunya nilai-nilai kemanusiaan dapat terjaga. Kalau tidak, maka akan ada petaka-petaka yang sengaja atau tidak sengaja terjadi di sekitar kita. Pemimpin yang abai terhadap kaum wong cilik mustadh'afiin. (Sumber : akun twitter @FCBarcaAkash)

Tulisan sejarah salahsatunya adalah bersumber dari orang-orang besar. Mereka adalah orang-orang yang mengubah peta dunia dengan kekuasaan yang dimilikinya, atau apapun power yang mereka miliki. Nabi Muhammad adalah orang besar yang positif. Adapula orang besar yang arahnya sebaliknya, negatif. Hitler misalnya. Para pemimpin dunia sekarang yang sedang berebut pengaruh di Timur Tengah adalah orang-orang yang membawa kepentingan-kepentingan negara besar, baik itu di Uni Eropa, Israel, Amerika, Cina, dan negara-negara kuat di Timur Tengah. Jika mereka terus menerus berseteru, maka kejadiaan yang mencederai kemanusiaan seperti ini akan teruis menerus terjadi.

Manusia memusnahkan manusia, sengaja ataupun tidak sengaja. Sementara kita asyik masyuk dengan kesibukan diri sendiri dalam mencari nafkah, dunia berubah secara signfikan sesuai dengan keinginan dari pemodal besar. Maka tidak heran jika kita abai, kita akan menjelma menjadi sekrup yang menjadi pengokoh lajunya roda-roda dunia yang menggilas nurani kemanusiaan. Itu adalah kita.

Mungkin kita tidak punya power yang besar, tapi kita punya nurani, dan jangan putus mendoakan mereka sesama umat muslim di seluruh dunia. Kata teman yang ustadz, hal itu akan menjaga nurani kita senantiasa berikatan dengan Sang Maha Murbeng Alam.

Meskipun demikian kita harus memiliki kecerdasan sosial dalam membaca semua hal yang ada di dunia maya. Karena kalau tidak cerdas maka kita akan menjadi korban oleh orang orang buzzer, akun bayaran, maupun kaum emosional tanpa pemikiran dan tabayyun yang gampang sekali menegluarkan kata-kata sarkastis di dunia maya yang memancing kekeruhan SARA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun