Mohon tunggu...
Andre Birowo
Andre Birowo Mohon Tunggu... -

Mengelola situs kesehatan holistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Taraf hidup dan Paradoks Dana Pendidikan di Indonesia

24 Juli 2010   09:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dana pendidikan di Indonesia yang mencapai 20% dari APBN yang dicanangkan pemerintahan sebelumnya sudah di implementasikan beberapa tahun ini. Dana pendidikan yang meningkat cukup besar ini seharusnya menjadi fokus dari penggiat anti korupsi untuk mengawasinya.

Yang menurut saya tidak sejalan dengan akal sehat adalah dengan dana yang meningkat dari pemerintah di bidang pendidikan mengapa justru pendidikan menjadi semakin diarahkan kepada swastanisasi dan menjadi komoditas.

Pendidikan seharusnya menjadi sebuah sarana transformasi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Indonesia. Di masa lalu sangat banyak anak-anak nelayan dan petani mapun anak-anak pegawai negri rendahan yang mampu bersekolah di perguruan tinggi negri karena berbiaya murah dan karena anak-anak itu juga cerdas. Keluarga-keluarga dari masyarakat berpenghasilan rendah mampu bertransformasi menjadi berpenghasilan tinggi ketika anak-anak mereka berhasil lulus dan bekerja di perusahaan-perusahaan besar.

Sayangkan kondisi ini tidak terjadi saat ini. Sekolah di perguruan tinggi telah menjdi mahal sehingga tidak mudah di jangkau anak-anak dari masyarakat berpenghasilan rendah. Mudah-mudahan upaya dari segelintir orang yang memobilisi dana untuk membantu anak-anak cerdas dari keluarga tidak mampu terus berjalan secara konsisten dan mendapat dukungan dengan baik dari berbagai pihak.

Transformasi taraf hidup yang relewan pada saat ini adalah upaya mempopulerkan semangat wirasausaha sejak pendidikan dasar. Anak-anak sejak dini juga diajarkan bahwa membangun usaha sendiri adalah juga bagian dari mimpi-mimpi anak di masa depan. Bukan sekedar menjadi dokter, insinyur, hakim , tentara arau pekerja kantoran.

Semoga paradoks dana pendidikan di Indonesia segera berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun