Kontraksi otot anaerobik memerlukan suplai energi (ATP) dari glikolisis anaerobik atau sistem laktat. Proses ini berlangsung tanpa oksigen, sehingga asam laktat merupakan produk akhir metabolisme glukosa menggunakan sistem metabolisme anaerobik. Olahraga dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar asam laktat di otot dan darah Anda. Penumpukan asam laktat dalam darah merupakan permasalahan utama pada saat melakukan aktivitas fisik, karena menyebabkan kelelahan dan menurunkan aktivitas fisik (Anon 2015). Kadar asam laktat dalam darah meningkat 5 menit setelah aktivitas fisik maksimal. Latihan anaerobik meningkatkan produksi dan akumulasi asam laktat, yang mempengaruhi perkembangan kelelahan otot (Rusdiawan dan Habibi 2020). Bila kandungan laktat dalam darah melebihi 6 mM/L, mekanisme fungsional sel otot pada tingkat koordinasi/motorik dapat terganggu. Perubahan biokimia selama pemulihan laktat berlangsung sekitar 60 menit, dengan akumulasi laktat maksimum terjadi 5 menit setelah latihan. Ketika kadar asam laktat meningkat di otot dan darah, pH menjadi lebih asam. Perubahan ini berdampak signifikan pada fungsi seluler, karena kerja beberapa enzim dalam proses metabolisme terganggu. Keadaan ini melemahkan kontraksi otot dan akhirnya menyebabkan kelelahan otot. Peningkatan kadar asam laktat pada otot dan darah menyebabkan beberapa enzim yang bekerja dengan enzim netral berhenti bekerja sehingga berdampak negatif pada fungsi sel. Tentu saja hal ini semakin mengganggu kerja sel-sel pendukung fungsi tubuh dalam produksi energi (Heza 2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H