Mohon tunggu...
A. A. Widarta
A. A. Widarta Mohon Tunggu... Penulis - Indie Book Author | Illustrator

Pengarang Cerita & Ilustrator digital. Buku: - Sneak Peek: A Mystery-Thriller Novel (2023) ISBN-13 ‏ : ‎ 979-8388726742 - And Let All of the Leaves tell you a story (2018) ISBN-13 ‏ : ‎ 978-1727633535 - Poetry: Laugh A Paint(2017) ISBN-13 ‏ : ‎ 978-1977753977 Wattpad: - Sneak a Peak (2017, Thriller/Mystery, Finish) - Sibling (2019, Thriller/ Mystery, Finish) - The Fish Decomposition (2019, Thriller/ Mystery, Ongoing) - The Stitches (2020, Thriller/Mystery, Finished) - Next Episode (2021, Thriller/Mystery, Ongoing) - Hampir (2020, Prosa Sajak, Ongoing)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

2 Hal yang Hanya Bisa Dirasakan Penulis Ketika Harus Mengakhiri Ceritanya

22 Mei 2023   14:06 Diperbarui: 22 Mei 2023   14:09 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tengyart on Unsplash

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap memulai cerita, kita tahu bahwa cerita ini akan berakhir. Apa kalian pernah dengar cerita yang tak pernah berakhir? mungkin ada ya (ada tidak?). Tapi yang pasti hingga saat ini saya belum mendengarnya.

Sebuah cerita haruslah memiliki akhir. Sebab kita tahu bahwa orang-orang yang membaca cerita kita menginginkan akhirnya. Apakah tokoh utama akan berakhir bahagia, atau justru berakhir tragis, pembaca tetap ingin mengetahuinya.

Nah, jika kamu juga pernah menulis cerita, kemungkinan besar kamu pernah merasakan hal-hal ini:

Pertama, terlanjur cinta pada tokoh-tokohnya

Photo by Aung Soe Min on Unsplash
Photo by Aung Soe Min on Unsplash


Ya, seperti beberapa tokoh dalam serial SIBLING dan SNEAK A PEAK yang baru saja selesai saya tulis di Wattpad. Rasanya untuk mengakhiri kisah mereka dan harus mengucapkan selamat tinggal, terasa sangat sulit. Tokoh-tokoh ini sudah terlanjur melekat di kepala dan jari.

Apalagi dalam pembuatan cerita, kita seolah sudah mengenal sifat masing-masing tokoh. Kisah sedihnya, bahagianya, dan rasa takut yang mereka alami, kita seolah sudah bersamanya. Tokoh-tokoh cerita itu sudah seperti teman dekat yang sudah berbagi banyak hal dengan kita.

Kedua, harus memulai cerita baru

Photo by Volodymyr Hryshchenko on Unsplash
Photo by Volodymyr Hryshchenko on Unsplash

Tidak hanya harus memulai cerita baru. Tapi kita juga harus segera memikirkan cara-cara yang tepat untuk membangun pembaca lagi. Ya, tidak semua pembaca yang menyukai cerita lama kita, akan serta-merta membaca cerita kita yang baru. Selain itu, kita juga harus memulai dengan tokoh-tokoh baru yang sifat-sifatnya juga masih baru buat kita. Sama seperti berkenalan dengan teman baru, menuliskan tentang tokoh baru juga akan membuat kita sedikit kepayahan.

Nah, ada yang merasakan hal-hal diatas juga?
Jika ada, maka bersabarlah dan berbahagialah, karena kamu tak sendirian, hehe...

(/aaw)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun