Bang,
Senyummu selalu ada setiap saat
Tak memandang ruang dan tenggat
Mengisi di antara derita dan nikmat
Sukacita di dalam hati yang tersayat
Bang,
Dirimu  tlah dikorbankan oleh keadaan
Yang terlihat takkan terselesaikan
Kau selalu bergelut dengan daya dan kekuatan
Tanpa mengenal lelah seakan kau tegar dalam pendirian
Bang,
Berapa banyak harga dirimu tlah dikorbankan?
Berapa banyak cacian dan hinaan yang telah terlontarkan?
Berapa banyak harta benda yang kau keluarkan?
Tapi kau lupa...berapa banyak usia yang akan kau sisakan?
Dik,
Ingat sang kholik jika ingin keluar dari himpitan
Jangan kaulihat ke belakang tapi ke depan
Jangan kau rasakan kesengsaraan
Jangan kau hitung-hitung pengorbanan
Jangan bergantung kepada teman
Jangan kau risau dengan keadaan
Hadapi semua dengan kesabaran dan keimanan
Â
Bang,
Sudah tak manpu lagi upaya dan dayaku
Menopang tegar di hadapanmu
Langkahku seakan terhenti untuk terus berjibaku
Lariku tak lagi cepat seperti dulu
Asaku kosong hampa tergerus waktu
Bang,
Teruslah melangkah hingga ke puncak atas
Jangan kau hiraukan adikmu ini yang hanya ampas
Terseok dengan langkah yang sudah watas
Abangku malang namun tetap tegar, doaku untukmu takkan terbatas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H