Pada tahun 2024, kini banyaknya penjual mengeluh tentang sepinya penjualan yang ia jual, padahal banyaknya penjual menjual barangnya hanya dengan keuntung yang sedikit agar laku dagangannya, namun itupun tidak mempengaruhi barang yang ia jual cepat laku. Mencoba untuk jual di sosial media pun, sudah berbulan bulan hanya beberapa saja yang membeli, sehingga penurunan traffic penjualan ini bisa dianggap rata oleh penduduk indonesia.Â
Seperti salah satu warga jombang yang mencoba diwawancarai mengatakan " penjualan sembako sangat menurun drastis dalam 2024 ini, biasanya saya dapat minimal 10 juta perhari belum dihitung uang kotor, namun semenjak 2024 awal waktu itu penghasilan perhari pernah hanya 4 juta saja belum dihitung kotornya "Â
Tidak hanya itu, sembako yang trafficnya mengalami penurunan pun, tetapi bahan bahan sembako semakin hari semakin naik, contohnya dari minyak kita, dikemasannya dituliskan 14.000/ 1lt namun kenyataanya grosir dari gudang menjual 180.000 sehingga distributor bisa menjual ecer dengan harga 15.500/16.000 perliternya. Dan salah satu pasar yang dijombang kini hanya ramai dari habis subuh sampai jam 7 setelah jam itu, penjual hanya duduk manis karena pelanggan/ calon pembeli yang memasuki pasar hanya sedikit.Â
Akibat dari traffic penurunan tersebut sangat banyak, salah satunya bisa merugikan penjual yang mana bahan sembako pun ada exp setiap produknya, banyak orang berputus asa dan tutup toko karena tidak memiliki modal lebih, banyak penjual melakukan PHK kepada karyawannya karena tidak bisa membayar karyawannya lagi ataupun jadwal karyawan yang awalnya shif2an setiap hari dari hari senin- sabtu kini banyak karyawan yang dijadwalkan hanya bekerja dijadwalkan hanya masuk 2 hari dalam seminggu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H