Warga yang mengikuti acara ini menunjukkan semangat tinggi untuk berubah. Salah satu peserta, Bu Ani menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat. "Selama ini kami kurang paham bagaimana cara mengelola limbah rumah . Dengan pelatihan ini, kami jadi tahu bahwa limbah organik bisa diolah menjadi cairan yang berguna, bukan hanya sekadar dibuang begitu saja," ungkapnya. Antusiasme serupa juga terlihat dari para kader PKK yang berjanji akan mensosialisasikan cara pembuatan Biodekomposer kepada anggota masyarakat lain yang belum sempat mengikuti acara.
Penerapan Biodekomposer ini memberikan dua manfaat sekaligus. Pertama, limbah organik yang sebelumnya dianggap sebagai masalah dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Cairan Biodekomposer dapat digunakan untuk mempercepat penguraian sampah organik, sehingga limbah tersebut tidak lagi mencemari sungai. Kedua, masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan beralih pada kebiasaan pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan. Hal ini menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas pencemaran. Â
Gerakan Biodekomposer ini adalah langkah kecil namun bermakna. Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat, Desa Candiwatu berpotensi menjadi desa percontohan dalam pengelolaan limbah organik. Lebih dari sekadar program sementara, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi kebiasaan jangka panjang yang membawa perubahan nyata bagi lingkungan. Inilah bukti bahwa langkah kecil dari sebuah komunitas dapat menciptakan dampak besar jika dilakukan dengan semangat kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H