Sepeda motor telah menjadi tulang punggung transportasi di Indonesia, menawarkan fleksibilitas dan kemudahan yang tak terbantahkan. Namun, dengan banyaknya merek dan model yang tersedia, membuat keputusan untuk membeli motor yang tepat dapat menjadi tugas yang menantang. Inilah mengapa penggunaan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan metode TOPSIS menjadi semakin penting dalam membantu konsumen dan pemilik dealer motor.
Memilih sepeda motor yang tepat kini semakin mudah dengan hadirnya sistem pendukung keputusan berbasis metode TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). Metode ini menawarkan solusi praktis bagi konsumen yang ingin menentukan pilihan motor sesuai kebutuhan dan preferensi mereka.
Sepeda motor, sebagai alat transportasi yang efisien dan ekonomis, telah menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Dengan beragam merek seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki, konsumen sering kali dihadapkan pada dilema dalam memilih motor yang tepat. Di sinilah metode TOPSIS menunjukkan keunggulannya.
Mengenal Metode TOPSIS
Metode TOPSIS, singkatan dari Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution, adalah pendekatan matematis yang mengkombinasikan penilaian kualitatif dan kuantitatif dalam pengambilan keputusan. Metode ini mengukur jarak antara setiap alternatif dengan solusi ideal positif dan negatif, kemudian memberikan skor preferensi berdasarkan kedekatannya dengan solusi ideal.
Langkah-langkah dalam Pemilihan Motor
Penelitian ini mengkaji tiga produk motor, yaitu Honda, Yamaha, dan Suzuki, dengan data yang diperoleh dari jurnal-jurnal terkait. Misalnya, untuk motor jenis matic dengan kapasitas mesin 125cc, kriteria harga memiliki bobot tertinggi, yaitu 25, diikuti oleh desain dan purna jual masing-masing 15, konsumsi bahan bakar 20, dan popularitas 15.
1. Penentuan Kriteria
Langkah pertama dalam menggunakan Metode TOPSIS adalah menentukan kriteria yang relevan dan signifikan dalam pemilihan motor. Ini bisa mencakup harga, desain, kualitas purna jual, efisiensi konsumsi bahan bakar, dan popularitas merek.
2. Penentuan Bobot Kriteria
Setelah menetapkan kriteria, langkah berikutnya adalah memberikan bobot pada setiap kriteria sesuai dengan tingkat kepentingannya bagi pemilik motor. Misalnya, jika harga dan konsumsi BBM adalah prioritas, kedua kriteria ini akan diberi bobot yang lebih tinggi.
3. Normalisasi dan Pembobotan Data