Pengumuman nominasi The Game Awards 2024 telah memicu perdebatan sengit di antara para gamer, kritikus, dan orang dalam industri. Meskipun acara tahunan ini biasanya memicu diskusi seputar kejutan dan kelalaian, kontroversi tahun ini menyelam lebih dalam, menyentuh kriteria apa yang disebut sebagai "Game of the Year" (GOTY). Pertanyaan-pertanyaan mengenai keadilan, inklusivitas, dan lanskap game yang terus berkembang telah mendominasi percakapan online.
Salah satu kontroversi yang paling memanas tahun ini adalah masuknya Elden Ring: Shadow of the Erdtree sebagai nominator GOTY. Meskipun Elden Ring memenangkan gelar bergengsi tersebut pada tahun 2022, ekspansi besar-besarannya kini diizinkan untuk bersaing dengan game yang sepenuhnya independen. Para kritikus berpendapat bahwa memberikan penghargaan yang sama kepada DLC seperti halnya game yang berdiri sendiri akan menjadi preseden yang bermasalah. Secara historis, The Game Awards hanya memberikan penghargaan GOTY untuk game yang sudah lengkap, sehingga nominasi ini terasa tidak pada tempatnya dan, bagi sebagian orang, tidak adil.
Para pendukung keputusan tersebut mengklaim bahwa kualitas serta cakupan ekspansi menyaingi kualitas serta cakupan game utuh, sehingga layak untuk dipertimbangkan. Namun, para pengkritik menyoroti bahwa masuknya game ini menyingkirkan game-game lain yang sangat dinanti seperti Warhammer 40,000: Space Marine 2 dan Silent Hill 2 (remake), yang seharusnya bisa mendapatkan tempat di kategori ini. Kontroversi ini telah mendorong seruan untuk membuat kategori baru, seperti "DLC atau Ekspansi Terbaik," untuk mengenali konten semacam itu dengan lebih baik sambil mempertahankan batasan yang jelas.
Penghinaan dan Representasi
The Game Awards selalu menjadi ajang yang kaya untuk membahas judul-judul yang diabaikan, tetapi tahun ini tampaknya sangat mencolok. Banyak penggemar yang terkejut karena Silent Hill 2, sebuah remake yang dipuji karena pendekatannya yang setia namun inovatif terhadap horor klasik survival, gagal mendapatkan nominasi GOTY meskipun mendapat pujian luas. Secara umum, genre horor telah berjuang untuk meraih pengakuan di kategori utama, yang mencerminkan bias yang sedang berlangsung terhadap genre ini di dalam komunitas game.
Ketidakhadiran penting lainnya termasuk Helldivers 2, Tekken 8, dan Warhammer 40,000: Space Marine 2, yang masing-masing memiliki basis penggemar besar dan ekspektasi tinggi dari komunitas game. Helldivers 2, sebagai sekuel dari game co-op yang populer, dipuji atas gameplay taktisnya yang menantang serta fitur multiplayer yang inovatif. Banyak penggemar yang menganggap game ini sebagai evolusi besar dari pendahulunya, dengan peningkatan visual dan sistem pertarungan yang lebih mendalam.
Sementara itu, Tekken 8, salah satu entri terbaru dalam seri game pertarungan legendaris, diantisipasi sebagai kebangkitan besar untuk genre ini. Dengan peningkatan signifikan dalam grafis menggunakan Unreal Engine 5 dan sistem gameplay baru yang menawarkan lebih banyak strategi, banyak yang menganggap game ini sebagai salah satu puncak dari evolusi genre pertarungan. Ketidakhadirannya dalam daftar nominasi GOTY menimbulkan kekecewaan besar, terutama di kalangan penggemar game kompetitif yang merasa bahwa genre pertarungan sering kali diabaikan oleh penghargaan-penghargaan besar.
Selain itu, Warhammer 40,000: Space Marine 2 juga menjadi topik pembicaraan panas. Sebagai kelanjutan dari game kultus dengan penggemar setia, sekuel ini menjanjikan pengalaman aksi yang lebih intens dan narasi yang lebih dalam di dunia dystopian Warhammer. Tidak dimasukkannya game ini dalam nominasi GOTY membuat banyak penggemar bertanya-tanya apakah fokus pada genre tertentu seperti aksi militer futuristik atau sci-fi cenderung diremehkan dibandingkan genre lainnya.
Tidak diikutsertakannya game-game tersebut membuat banyak orang mempertanyakan proses seleksi dan apakah genre atau platform tertentu dikesampingkan secara tidak adil.
Perubahan pada Kriteria Penghargaan
Yang semakin memicu kontroversi adalah pengumuman bahwa remake, remaster, dan ekspansi sekarang memenuhi syarat untuk semua penghargaan, termasuk GOTY. Pihak penyelenggara Game Awards menyatakan bahwa keputusan ini dibuat untuk mengakui pencapaian kreatif dan teknis yang luar biasa di berbagai format. Namun, para kritikus berpendapat bahwa perubahan ini mengurangi sorotan pada game original dengan memungkinkan rilis ulang untuk bersaing di tingkat yang sama.
Sebagai contoh, Final Fantasy VII Rebirth, bagian dari trilogi remake yang sedang berlangsung, menerima beberapa nominasi, termasuk GOTY. Meskipun kualitasnya tidak dapat disangkal, beberapa orang berpendapat bahwa game ini mendapatkan keuntungan yang tidak adil dari nostalgia yang terkait dengan pendahulunya. Garis yang kabur antara game baru dan konten yang dibuat ulang telah menyebabkan munculnya seruan untuk aturan yang lebih jelas untuk memastikan lapangan bermain yang setara.
Implikasi yang Lebih Luas untuk Industri
Perdebatan seputar nominasi 2024 menyoroti tren yang lebih besar dalam dunia game. Dimasukkannya ekspansi dan pembuatan ulang menandakan pergeseran dalam cara industri mendefinisikan konten "baru." Seiring dengan semakin banyaknya game yang menjadi layanan langsung atau waralaba, mendefinisikan apa yang merupakan judul yang berdiri sendiri versus materi tambahan menjadi semakin kompleks. Perubahan ini menantang struktur penghargaan tradisional, mendesak komunitas game untuk memikirkan kembali bagaimana mereka mengevaluasi dan merayakan inovasi.
Selain itu, kontroversi ini menggarisbawahi pengaruh ekspektasi penggemar yang semakin besar dan reaksi komunitas. Media sosial telah menjadi arena perdebatan tentang ketidakadilan yang dirasakan, dengan para penggemar yang bersatu di belakang judul-judul yang diabaikan atau mengkritik bias yang dirasakan. Intensitas diskusi ini mencerminkan semangat komunitas game, tetapi juga mengangkat pertanyaan terkait transparansi dan inklusivitas dalam proses nominasi.
Melihat ke Depan
The Game Awards 2024 menjanjikan tontonan yang menarik, tidak hanya untuk para pemenang tetapi juga untuk percakapan yang lebih luas yang dipicu olehnya. Dimasukkannya ekspansi dan remake, pengabaian judul-judul utama, dan perdebatan yang sedang berlangsung tentang bias genre, semuanya menunjukkan perlunya kejelasan yang lebih besar tentang bagaimana game dievaluasi. Apakah kontroversi ini akan membawa perubahan yang berarti atau memudar ke latar belakang, masih harus dilihat.
Yang jelas, industri game terus berkembang, dan ajang penghargaan seperti The Game Awards harus beradaptasi agar tetap relevan. Dengan mengatasi masalah ini, iterasi di masa depan dapat lebih mencerminkan sifat game yang beragam dan dinamis sambil terus merayakan pencapaiannya yang paling luar biasa.