Mohon tunggu...
Aaron Hartono
Aaron Hartono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Hobi mengekspresikan ide

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gus Dur dan Teks Anekdot

15 Mei 2023   18:57 Diperbarui: 15 Mei 2023   19:00 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abdurahman Wahid atau dikenal dengan sebutan Gus Dur merupakan tokoh penting dalam dunia politik Indonesia yang sangat aktif menjunjung toleransi dan HAM dan pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Dalam berpidato, Gus Dur sering menggunakan teks anekdot sebagai sarana kritik yang mengandung humor. 

Melalui teks anekdot Gus Dur sebenarnya ingin mengkritik secara tajam mengenai beberapa permasalahan yang beliau lihat di Indonesia dengan cara yang sopan dan lucu. 

Namun, pesan yang disampaikan oleh Gus Dur seringkali menimbulkan kontroversi dan kesalahpahaman di kalangan masyarakat, sehingga ketika disampaikan oleh masyarakat Indonesia malah dianggap sebagai tindakan yang negatif. Maka dari itu, seharusnya kritik dalam candaan adalah upaya merefleksikan seluruh upaya yang telah kita lakukan di masa lalu, dan Gus Dur merupakan salah satu figur yang dapat diteladani.

Teks anekdot merupakan teks cerita singkat yang menarik dan mengesankan karena lucu dan mengandung kritik. Teks anekdot biasanya bercerita berdasarkan dengan kejadian nyata. Tujuan dari teks anekdot adalah sebagai sarana hiburan, sarana mengkritik, melukiskan karakter dengan ringan dan singkat, serta mengungkapkan kebenaran lebih umum. 

Teks anekdot memiliki struktur abstraksi yang menggambarkan latar cerita, orientasi yang menceritakan pendahuluan cerita, krisis yang berisi tentang permasalahan pada cerita, reaksi yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh cerita memberikan reaksi terhadap masalah cerita, dan koda yang menceritakan akhir cerita. Teks ini berbeda dengan teks lain, karena memiliki unsur humor yang menonjol dan isi teks yang relatif singkat.

Motivasi Untuk Mengatasi Matematika
Penulis: Aaron Hartono
Ada seorang murid yang sedang belajar matematika. Ia selalu kesulitan saat memahami pembelajaran Aritmatika. Suatu hari, guru matematikanya memberikan tugas yang cukup sulit untuk dikerjakan. Sang murid mencoba semampunya untuk menyelesaikannya, tapi ia tetap merasa bingung. Keesokan harinya, saat ia mengumpulkan tugas matematika.
Murid:  "Maaf Bu, saya tidak bisa menyelesaikan tugas  Matematika yang kemarin.  Saya benar-benar tidak paham matematika sama sekali."
Guru: "Tidak apa-apa, semua orang umumnya juga kesulitan  pada saat baru belajar. Namun, camkan di pikiran dan hatimu untuk terus berlatih dengan tekun dan pantang menyerah!"
Murid: "Terima kasih Bu atas pesannya!"
Guru: "Tetapi bila kamu tidak sukses dalam matematika,  kamu masih bisa jadi politikus."
Murid: "Lah, kenapa tuh Bu?"
Guru: "Karena di politik, angka-angka tidak pernah  benar-benar penting!"

Teks anekdot "Motivasi Untuk Mengatasi Matematika" menggambarkan seorang murid yang kesulitan memahami matematika dan menghadapi tugas yang sulit. Ketika murid tersebut mengakui kebingungannya kepada guru matematikanya, guru memberikan dukungan dan mendorongnya untuk terus berlatih dengan tekun. Namun dalam dialog yang lucu, guru juga menyampaikan pesan bahwa jika murid tidak berhasil dalam matematika, masih ada peluang sukses di bidang politik karena di sana angka-angka tidak begitu penting. Anekdot ini menggambarkan betapa pentingnya dorongan dan semangat untuk terus belajar meskipun menghadapi kesulitan, dan sekaligus secara tidak langsung mengkritik dunia politik di Indonesia yang tidak bersih. Dalam dunia politik, "angka" (uang anggaran) tidak terlalu dipedulikan, sehingga lebih banyak korupsi dibandingkan digunakan untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

Teks anekdot memiliki fungsi dominan sebagai sarana mengkritik. Melalui cerita yang lucu dan menghibur, teks anekdot digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan kritik terhadap suatu tokoh atau peristiwa dengan cara yang lebih sopan, lucu, dan secara tidak langsung. Dalam teks anekdot, pesan kritik umumnya dituliskan secara tersirat di balik cerita yang menggelitik dan mengundang tawa. Di samping itu, teks anekdot memiliki fungsi sampingan sebagai sarana hiburan. Cerita lucu dalam anekdot mampu menghibur dan menghadirkan kesenangan pembaca atau pendengar. Fungsi hiburan ini menjadi pendukung utama dalam menarik perhatian audiens, sehingga pesan kritik yang terkandung dalam anekdot dapat disampaikan dengan lebih efektif dan diterima dengan suasana yang santai.

Teks anekdot memiliki hubungan yang erat dengan peristiwa di sekitar, karena cerita anekdot biasanya diambil berdasarkan kejadian sehari-hari atau situasi yang relevan dalam masyarakat. Dari pengamatan saya, teks anekdot sering menjadi cerminan dari realitas sosial, politik, atau budaya di dalam masyarakat. Dalam teks anekdot, penulis seringkali menggunakan peristiwa atau isu terkini untuk menyampaikan pesan kritik sekaligus menghadirkan humor. Sebagai contoh, teks anekdot tentang kebijakan publik dapat menggambarkan suatu peristiwa nyata atau fenomena sosial yang sedang terjadi di sekitar kita. Dengan demikian, teks anekdot merupakan sarana untuk menghubungkan cerita lucu dengan peristiwa aktual, dan memberikan sudut pandang dari penulis terhadap realitas yang dihadapi oleh masyarakat.

Teks anekdot memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan kritik secara halus dan humoris. Melalui cerita pendek yang lucu, teks anekdot menarik perhatian audiens, sehingga pesan kritik dapat diterima dengan lebih baik. Namun, diperlukan pemahaman bahwa pesan kritik dalam anekdot dapat menimbulkan kontroversi dan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan benar. Penggunaan teks anekdot sebagai sarana kritik sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan konteks serta penerima pesan. Sebagai audiens, diperlukan sikap terbuka dan kritis terhadap pesan yang disampaikan dalam teks anekdot. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam dan interpretasi yang tepat terhadap pesan yang disampaikan dalam teks anekdot, agar tidak meyulut emosi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun