Teknologi semakin berkembang pesat, dan salah satu perkembangan terbaru adalah ChatGPT, yang merupakan singkatan dari Generative Pre-trained Transformer. ChatGPT menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk membantu pengguna menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Walaupun terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan ChatGPT, ada juga efek buruk yang mungkin terjadi ketika ChatGPT digunakan dengan cara yang tidak tepat.
Ketika pengguna terlalu bergantung pada ChatGPT untuk mengerjakan tugas, hal ini dapat mengurangi kemampuan otak untuk menyelesaikan masalah dengan mandiri. Tugas yang seharusnya mudah dalam pemikiran manusia menjadi sulit jika sudah terbiasa melakukan semuanya dengan bantuan AI. Akibatnya, kemampuan untuk berpikir kritis dan mendapatkan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi menjadi menurun.
Kedua, ChatGPT terkadang menggunakan template yang telah diprogramkan dan siap digunakan. Template ini dapat memudahkan pengguna dalam menyelesaikan tugas secara cepat dan efisien. Namun, tergantung pada template saja juga tidak akan membantu pengguna untuk memahami konsep yang sedang dipelajari dengan mendalam. Akibatnya, keterampilan dan kemampuan untuk menciptakan ide dan gagasan baru menjadi terbatas.
Ketiga, ChatGPT dapat menghasilkan kesalahan dalam hasil yang diberikan. Meskipun telah dilatih dengan data yang relevan, kesalahan masih bisa terjadi. Hal ini terutama terjadi jika pembelajaran mesin ChatGPT tidak dikembangkan dengan baik atau ada informasi yang tertinggal. Hal ini dapat menyebabkan masalah yang lebih besar seperti informasi yang salah atau keputusan yang tidak tepat.
Keempat, terlalu bergantung pada ChatGPT dalam menyelesaikan tugas juga dapat berdampak negatif pada perkembangan kecerdasan buatan. Ketika para ahli membangun sistem ChatGPT, mereka harus memeriksa kualitas dan validitas data serta memesan keamanan dan privasi pengguna. Namun, jika terlalu bergantung pada ChatGPT, dapat menyebabkan hilangnya kontrol dalam memantau dan mengkaji penggunaan ChatGPT.
Kelima, penggunaan ChatGPT juga tidak memperluas pengetahuan atau keterampilan pengguna. Belajar melalui cara tradisional, seperti membaca buku, melakukan penelitian, dan mencari sumber yang terpercaya, dapat membantu pengembangan keterampilan dan pengetahuan seseorang. Dalam hal ini, ChatGPT hanya berfungsi sebagai alat bantu dan tidak membantu pengguna mempelajari hal-hal yang baru.
Namun, meskipun ada beberapa efek buruk yang mungkin terjadi ketika menggunakan ChatGPT, teknologi ini masih memiliki beberapa keuntungan. ChatGPT dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas dan memberikan kemudahan untuk pengguna yang menggunakan teknologi tersebut. Selain itu, ChatGPT juga dapat membantu dalam mengurangi beban kerja bagi orang-orang yang memiliki kegiatan yang padat.
Dalam kesimpulannya, penggunaan ChatGPT dalam menyelesaikan tugas memiliki beberapa efek buruk, seperti mengurangi kemampuan otak dan kemampuan untuk mengeksplorasi konsep secara mendalam. Oleh karena itu, penggunaan ChatGPT sebaiknya dilakukan dengan bijaksana dan tidak mengandalkannya secara terus-menerus. ChatGPT harus dilihat hanya sebagai alat bantu dan bukan sebagai pengganti untuk proses belajar yang sebenarnya. Sekali lagi, ketika menggunakan ChatGPT, pengguna harus tetap berpikir kritis dan aktif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H