Mohon tunggu...
Rendi Hendrawan
Rendi Hendrawan Mohon Tunggu... Dosen - https://www.kompasiana.com/aarendi93

LAHIR DI PANDEGLANG 13 NOVEMBER 1993

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tidak Sadar

1 Mei 2015   22:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Angkuh, sombong dan besar kepala, penyakit yang ada dalam diri kita selakau manusia. Dengan keangkuhan dan kesombongannya manusia selalu merasa berkuasa. Manusia selalu merasa dia berkuasa didunia ini, padahal dimanakah letak kekuasaannya. Karena pada hakikatnya, tak ada satu pun yang merupakan miliknya pribadi, lantas mengapa manusia merasa paling berkusa didunia, apakah karena dia merasa makhluk tuhan yang paling sempurna. Jika memeng begitu salah besar apa yang dia anggap tentang dirinya. Karena manusia bisa lebih mulia dari pada malikat, tetapi manusia juga bisa lebih hina dari pada binatang.

Manusia bisa lebih sempurna dibandingkan malaikat ketika dia memiliki moral yang baik dan perilaku yang benar, tetapi jika dia tak menghiraukan apa yang telah menjadi aturan atau norma yang berlaku baik perintah maupun larangan dia akan lebih hina dari pada binatang. Kita tak sadar selama ini apa yang kita lakukan, kita tak sadar apakah yang kita lakukan sesuai atau tidak dengan aturan atau norma yang ada, ataukah malah sebaliknya, terlebih yang berkaitan dengan agama. Karena pada dasarnya agama hanya memberikan pilihan dan petunjuk kepada kita, mana yang merupakan benar dan mana yang merupakan kesesatan.

Lantas apa yang kita dapat sombongkan dan apa yang menyebabkan kita merasa berkuasa di dunia ini, harta kah, kedudukan dan jabatan kah. Tak ada yang dapat kita sombongkan semua yang kita miliki hanyalah titipan. Bukti bahwa semua yang kita miliki adalah titipan adalah hilangnya semua yang kita miliki tanpa bisa kita cegah dan tanpa bisa kita bawa kedalam tempat yang lebarnya tidak lebih dari dua kali satu meter. Semuanya titipan, jika suatu saat yang menitipkan kepada kita mau mengambil apa yang telah dititipkannya tak ada yang dapat kita lakukan.

Roda kehidupan akan terus berputar,hari ini kita hidup serba bergelimangan harta yang dalam istilah sunda dikatakan “bru dijuru, bro dipanto, ngalayah ditengah imah”. Tapi esok, belum tentu kita sejaya hari ini, dan kejayaan hari ini ttak dapat kita sombongkan karena roda kehidupan akan berputar. Sering kali karena mersa kuasa manusia menghina sesamanya yang sebenarnya membutuhkan , bahkan manusia karena merasa kuasa dia merusak apa yang telah ada di muka bumi ini, padahal semua yang ada itu untuk kepentingan manusia, dan semua yang telah diciptakan itu akan ada manfaatnya apapun itu tetapi kita belum mengetahui apa manfaatnya.

Memang manusia merupakan tempatnya salah, karena manusia bukan malaikat yang selalu benar namun bukan syetan yang selalu salah. Walaupun dalam diri setiap kita akan selalu ada salah tak seharusnya kesalahan itu dikembangbiakkan, karena taka da hal kecil jika terus dilakukan dan taka da hal besar jika kita tinggalkan. Segeralah sadar, tak ada yang dapt kita sombongkan. Keangkuhan dan kesombongan yang membuat kita merasa paling berkuasa di dunia ini adalah hal yang akan membuat kita semakin kerdil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun