Mohon tunggu...
Arif R.A Kurniawan
Arif R.A Kurniawan Mohon Tunggu... -

Jaka tingkirnya Jawatimur Mahasiwa Ilmu Komunikasi UIN Sunan kalijaga.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hujan, Musibah atau Anugrah

21 Desember 2012   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hujan, ya hujan merupakan suatu gambaran dari siklus cuaca yang saat ini sedang menari nari diatas bumi, Diperkiraan hujan akan terus berlanjut hingga akhir januari 2013. Pada dasarnya hujan merupakan air yang turun dari langit, Proses terbentuknya hujan berawal dari penguapan yang terjadi di bumi akibat panas matahari, sehingga uap air ini selanjutnya terkumpul di udara lalu mengalami pemadatan (kondensasi). Hasil kondensasi ini yang di sebut awan, dan awan bergerak akibat hembusan angin dan membuat awan saling bertindih dan terus keatas hingga mencapai atmosfir yang suhunya lebih dingin, sehingga membentuk butiran-butiran air/es yang semakin berat dan pada akhirnya mengalami presipitasi yang disebut jatuhnya air ke bumi dan terjadi hujan.

Akhir akhir ini pemandangan turunya air dari langit kerap kali kita temui, pagi, siang, sore, bahkan malampun juga tak absen dari hujan, Tak jarang hujan juga diiringi angin dan petir yang kencang. Sehingga banyak pohon yang tumbang akibat terpaan angin kencang yang diiringi petir. Banyak sekali efek yang ditimbulkan oleh hujan, bagi sebagian orang hujan adalah anugrah, namun tidak bagi orang orang yang hidup didaerah yang menjadi langganan banjir tiap tahunya. Hujan yang turun dalam kurun waktu yang lama seringkali mengakibatkan kebajiran, luapan air sungai serta selokan selokan yang masih tersumbat oleh sampah akan memperlambat jalanya arus air sehingga mengakibatkan banjir.

Berbeda dengan mereka para petani ? para petani cenderung memaknai hujan sebagai sebuah anugrah dari tuhan yang patut disyukuri. Karena air menjadi elemen yang sangat penting untuk bercocok tanam, hujan merupakan pertanda untuk berganti bercocok tanam, dari mulanya bercocok tanam tembakau, jagung dll yang sifatnya tak terlalu membutuhkan banyak air, Karena musim hujan tiba mereka akan berganti bercocok tanam padi, karena menanam padi relative membutuhkan banyak air. Dari mulai penanaman benihnya, tekstur tanah yang membutuhkan asupan air yang banyak sehingga mudah untuk menanaminya, dan dalam proses pertumbuhanya padi membutuhkan suplai air yang banyak, karena tak jarang banyak padi yang mati ditengah jalan karena kekurangan air. Naah kebutuhan air yang cukup banyak dalam proses cocok tanam padi sangat membutuhkan turunya air hujan, hal itu lebih meringankan petani jika dibandingkan harus menggunakan diesel untuk menghadirkan air disawahnya.

Lalu bagaimana dengan mahasiswa ? mahasiswa adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, dalam prosesnya mereka yang melakukan proses belajar mengajar sudah barang tentu terikat dalam ruang dan waktu. Jika pada saat menjadi siswa hal yang umum dan wajar dilakukan ialah berangkat kesekolah dan pulang sekitar jam 13.00 (pada umumnya), tapi berbeda dengan mahasiswa, beda istilah tapi substansinya sama, yang mereka datangi ialah kampus dengan waktu yang sangat beragam. Lalu apa hubunganya dengan hujan ? Hujan seringkali menciptakan suasana malas, disadari atau tidak hadirnya hujan seringkali menciptakan kebiasaan malas. Suasana yang diciptakan oleh musim hujan ialah dingin, jalanan yang becek, air bergenangan dimana mana dll.bagi sebagian mahasiwa suasana seperti ini lebih enak digunakan untuk tidur atau sekedar bersantai didalam ruangan, harus berfikir dua kali saat ingin keluar rumah atau kos disaat hujan. Repotnya jika hal ini dibenturkan dengan jadwal kuliah, bagi mahasiswa yang notabenya dari kalangan menengah kebawah yang harus pergi kekampus dengan jalan kaki atau memakai sepeda ontel, maka hujan merupakan satu hambatan tersendiri untuk berangkat kekampus.

Butuh tekad yang lebih besar dari biasanya untuk menerjang hujan guna tetap masuk dalam perkuliahan. Maka tak jarang bangku perkuliahan banyak yang kosong saat hujan berhamburan. Hal ini menjadi problem tersendiri yang harus pintar-pintar disiasati oleh mahasiwa, karena datangnya hujan tak bisa diajak kompromi, tak bisa ditawar dan pasti. Ada beberapa mahasiswa yang menyiasatinya dengan pergi kekampus dengan mengenakan mantol, membawa payung, datang lebih awal dsb. Memaknai hujan sebagai sebuah hambatan untuk tetap berjuang, karena perjuanganmu saat ini akan menentukan gambaran masa depanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun