Judul diatas mungkin menggelitik jika didengar, karena sebenarnya kepanjangan dari UAS ialah Ujian Akhir Semester/Sekolah. Lalu mengapa dikatakan Ujian Agak Serius ? dalam dunia pendidikan ujian sering dimaknai sebagai bahan evaluasi pembelajaran selama semester melakukan proses belajar mengajar. Dibangku kuliah ada beberapa proses pembelajaran, dalam satu semester mahasiswa diharuskan mengikuti perkuliahan selama kurang lebih enam bulan, diakhir 3 bulan pertama proses perkuliahan akan dievalusi dengan UTS, setiap kampus punya system tersendiri dalam penyelenggaraan ujian tengah Semester yang juga terkadang sering diplesetkan oleh mahasiswa menjadi Ujian Tidak Serius. Di UIN jogja UTS diselenggarakan atas otoritas Dosen, jadi proses penyelenggaraan UTS diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah. Ada sebagian dosen yang memilih melaksanakan UTS seperti ujian ujian pada umumnya, adapula Dosen yang hanya membebankan tugas kepada mahasiswa sebagai ganti UTS, bahkan adapula dosen yang tak melaksanakan UTS karena alesan tertentu. Respon mahasiswa pun beragam, ada yang cukup senang jika hanya dikasih tugas tanpa UTS, namun ada juga yang lebih senang UTS karena dianggap lebih praktis dan cepat jika dibanding tugas yang membutuhkan proses yang cukup ribet.
Nuansa ujian tengah Semester pun tak jauh beda dengan saat saat perkuliahan biasa, tak ada setting khusus bangku kuliah layaknya Ujian lain, maka alasan inilah yang menjadi alasan para mahasiswa memaknai UTS sebagai Ujian Tak Serius. Mendekati masa masa Ujian akhir semeseter saat ini, bagi mahasiswa UIN jogja, ada masa masa hari tenang sekitar dua minggu sebelum menghadapi UAS, sebagian mahasiswa menggunakan waktu tenang untuk berlibur keberbagai tempat wisata terlebih minggu tenang tahun ini berasamaan dengan liburan akhir tahun. Adapula mahasiswa yang berasal dari daerah perantauan lebih memutuskan untuk menggunakan liburan hari tenang untuk pulang dan melepas kangen dengan keluarga. Sebenarnya tidak ada jadwal khusus atau agenda khusus dalam kalender akademik yang mengatur tentang liburan sebelum semester, tapi jumlah pertemuan SKS atau System kredit Semester sudah selesai, jadi mahasiswa hanya tinggal menunggu pelaksanaan UAS.
Jika dibandingkan dengan UTS bobot yang ditawarkan oleh UAS relatif lebih besar, pelaksanaanya pun lebih serius, dan dilaksanakan secara serentak ini mungkin yang menjaid alasan mengapa UAS dikatakan sebagai Ujian yang agak serius. Sebenarnya besar kecilnya bobot UAS tergantung dengan kontrak belajar yang telah disepakati antara dosen dengan mahasiswa pada saat perkuliahan awal kali dibuka. Biasanya dosen akan menawarkan berapa persen untuk UAS, UTS, kehadiran, tugas dsb, nah dalam proses ini mahasiswa dapat melakukan proses negosiasi dengan dosen terkait kontrak belajar yang akan disepakati dan dijalankan selama satu semester. Tapi kebanyakan dosen cenderung menghendaki untuk memberi bobot yang besar pada UAS jika dibanding dengan UTS, tugas dll, meski terkadang mahasiswa berkehendak lain. Hal ini menjadi alasan terkuat mahasiwa untuk memberikan respon dan perhatian yang lebih terhadap UAS dengan tujuan agar bisa mendapatkan IPK yang bagus, maka tak jarang banyak mahasiswa yang kelabakan saat akan menghadapi UAS, bagi mahasiswa yang jarang kuliah mereka akan memburu materi yang diberikan dosen, baik hand out maupun berupa catatan atau referensi lain yang ditawarkan oleh mbah google, Ini membuat UAS terkesan agak serius jika dibanding dengan UTS.
Lalu apa ujian yang serius bagi mahasiswa ? sebenarnya segala bentuk peristiwa baik itu yang berupa musibah maupun keberuntungan bisa dikatakan sebagai sebuah ujian, maka lebih tepat jika dikatakan bahwa ujian yang serius bagi mahasiswa ialah Ujian kehidupan. Banyak sekali mahasiswa yang kuliahnya berantakan, hancur, putus kuliah, dsb, karena mereka tidak lulus ujian kehidupan. Kenapa keberuntungan diartikan sebagai Ujian ? karena banyak mahasiwa yang terlena dengan kehidupan yang glamor mewah dsb, sehingga mereka melupakan tujuan atau bahkan niat untuk kuliah, maka yang terjadi kuliahnya akan ter anaktirikan oleh berbagai kesibukan yang bukan dalam koridor perkuliahan. Ini merupakan ujian yang relatif cukup berat dilewati oleh mahasiswa jika tidak pintar pintar mengatasinya, tak sedikit mahasiswa yang terjerumus dalam pergaulan bebas yang merugikan masa depanya. Ujian lain bisa berupa musibah, seperti kehilangan, kecelakaan, atau faktor eksternal lain. Jika UTS ujian tak serius dan UAS ujian agak serius, maka ujian kehidupan ialah ujian yang serius dan jika bisa melewatinya maka akan berada pada satu titik keberhasilan dalam pencapaian sebuah kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H