Mohon tunggu...
Aris Adri Prasetia
Aris Adri Prasetia Mohon Tunggu... pelajar -

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Seperti Tiada

27 Januari 2018   05:35 Diperbarui: 27 Januari 2018   08:22 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

kisahku bermulai ketika aku masuk sekolah, kala itu aku seperti orang asing yang masuk kedalam lingkup orang-orang luar biasa calon pemimpin bangsa. Rasanya tidak sanggup untuk berada disini. Tetapi aku tidak sendiri, bersama dengan beberapa rekan temanku hingga akhirnya masa kelam berlalu. Entah apa yang kurasa saat itu, pikiranku membawaku untuk kembali kerumah setiap ada kesempatan. Memang awalnya berat, tapi lama-lama menjadi biasa.

Semester demi semester kulewati dengan perlahan, begitu banyak kenangan tergambar jelas di ingatanku. Sungguh pengalaman berharga dan tak ternilai. aku teguh kan kembali tekad untuk berada disini. Hingga saat itu tiba, keteguhanku berubah menjadi suasana nyaman tak ternilai. seakan membuatku termotivasi untuk menjalani kehidupan di sekolah ini. Sekarang aku mengerti dirimulah pujaanku,

Tiap pagi ku alihkan pandangan ku menuju mu, hanya untuk sekedar mencari mentariku, deret demi deret kulewati, baris demi baris ku singgahi. Percayalah tidak ada yang lebih indah kala itu.

Kusadari betul bagaimana peraturan di sekolah ini berlaku, peraturan yang membuat segalanya terpisah, terdapat rongga besar antara diriku dan dirimu, ya memang, begitulah sekolah ini, sekolah yang sudah berubah dari kehidupan yang dulu. Kusyukuri apa yang terjadi, kuterima dengan lapang dada, memang begitu adanya.

Benar melangkah mendekatimu bukan suatu kesalahan, tapi aku tak mau melakukannya, aku sadar posisiku, aku tak mau hal buruk menimpamu. Sungguh berat menajalani kehidupan seperti ini. Kunikmati apa yang terjadi, suatu saat, kenangan ini akan menjadi saksi bisu betapa berharganya suatu kepercayaan.

Kisahku bertemu denganmu mungkin adalah sebuah takdir, bermula dari sapaan,  hingga sebuah tatapan perpisahan, tiap malam ku panjatkan doa agar esok cepat tiba, sungguh pagi hari adalah saat yang ku nantikan. Melihat senyummu dari kejauhan, memberikan suatu energi kehidupan.

Maafkan aku tidak bisa berbuat banyak, hanya itu yang bisa ku lakukan, kuharap kata semangat dari ku tidak membuatmu bosan. Semangat!!

THANKS TO BE A PART OF MY LIFE

Untuk seseorang yang selalu ada seperti tiada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun