Mohon tunggu...
aap apriati
aap apriati Mohon Tunggu... -

saya pribadi yang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasmaran

1 Mei 2015   13:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di malam minggu kemarin adalah malam yang sangat menyenangkan bagiku, enggak tau kenapa aku sampai-sampai bisa tersenyum dan ketawa sendiri seperti orang gila setelah aku pulang jalan bersama dia. Aku senang sekali pada malam itu bisa jalan, makan, becanda bersama dia. Wajah nya yang tampan membuat aku selalu pengen dekat bersamanya, sifatnya yang sangat berbeda dengan laki-laki lain.

Bagiku dia adalah laki-laki yang sangat hebat, fikirannya sangat dewasa, tapi aku  tadi melihat dia  sangat sedih sekali, ketika aku bertanya ternyata dia  merindukan almarhum ayah nya yang hampir satu bulan ini sudah meninggalkan nya. Mungkin dia merindukan hari-hari yang seperti dulu bersama ayah nya dan keluarga, dia bercerita sedikit kepada aku tentang ayah nya sebelum meninggal. Ternyata ayah nya tinggal dan bekerja di tanggerang dan dia bekerja dan tinggal di pandeglang, terakhir dia bertemu ayah nya 3 bulan sebelum ayah nya meninggal. Aku gak tega melihat dia bersedih berlarut-larut dan menangisi kepergian ayahnya, aku ingin malam ini dia senang dan tertawa sama seperti yang aku rasakan pada malam hari ini dan tidak ada lagi kesedihan yang dia rasakan.

Tepat nya pada pukul 19.00 saya mengajak dia pergi ke taman supaya dia tidak bersedih lagi, setelah tiba di taman kita membeli wedang untuk menghangatkan tubuh di malam hari sambil bersantai, duduk bersama merasakan angin malam yang sangat dingin, sambil menikmati wedang kami cerita tentang tujuan hidup kita masing-masing. Setelah bercerita dia mengajak aku makan di salah satu café favorit kami yang tempatnya tidak jauh dari taman kita jalan bersama menuju ke café itu, dia sudah mulai tersenyum dan bercanda kembali. Aku merasa senang karena dia sudah tersenyum dan tidak bersedih lagi. Setelah tiba di café kami menikmati makan malam yang sangat romantis tidak aku duga ternyata dia sudah merencanakan semua ini untuk aku, aku sangat senang sekali di perlakukan serasa seorang putri yang di temani oleh sang pangeran.

Malam ini malam yang paling indah sekali yang membuat hati aku berdebar-debar saat dekat bersama dia. Apkah ini yang dinamakan jatuh cinta ? sungguh aku terpesona dengan semua perlakuan nya terhadap aku, dia orang yang pertama kali yang bisa membukakan pintu hatiku ini, yang pertama kali bisa membuatku “falling in love”. Dia lah sosok laki-laki yang harapkan selama ini, aku mengenal dia seorang manusia sempura di mataku.

Enggak terasa waktu menunjukan pukul 22.00, waktu begitu cepat ketika kita jalan bersama semoga kita selalu seperti ini kedepan nya ({})

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun