Mohon tunggu...
Akang Ote
Akang Ote Mohon Tunggu... -

Hanya seorang Pembaca yang setia dan bercita-cita menjadi Penulis....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Timnas U-19 Harus Kembali Ke Realita

13 Oktober 2014   01:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:18 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Foto : KOMPAS IMAGES/Kristianto Purnomo"][/caption] Berakhirlah  sudah perjalanan Timnas U-19 dalam Piala Asia U-19 Myanmar setelah mengalami kekalahan dari Australia dengan 1 gol tanpa balas. Kegagalan lolos dari fase Grup B otomatis gagal pula memenuhi target mendapatkan tiket Piala Dunia U-20 2015 nanti. Dua kekalahan masing-masing dari Uzbekistan dan Australia menunjukkan bahwa Timnas U-19 memiliki standard sepakbola yang masih perlu ditingkatkan. Mengamati dua pertandingan mereka baik saat melawan Uzbekistan maupun Australia dapat dilihat bahwa mental bertanding mereka jauh dari harapan. Selain itu banyak kesalahan yang dibuat sendiri yang mengakibatkan terjadinya gol bagi pihak lawan. Pada menit ke 67 saat melawan Australia ada 4 pemain belakang kita membiarkan pemain Australia J.Sotirio bebas mengontrol bola di daerah pinalti dan tidak satupun pemain kita yang menutup pergerakannya maka terjadilah gol dipojok kiri Ravi yang tidak mampu meraih bola yang ditendang pemain Australia. Mental mereka langsung jatuh setelah terjadinya gol ini. Saat  diwawancarai oleh sebuah Stasiun TV Swasta, Evan Dimas mengakui merasa tertekan dan gugup setelah kebobolan gol tersebut. Keluguan Evan Dimas menunjukkan bahwa pembinaan mental bertanding pemain-pemain kita masih perlu diperbaiki. Kelemahan yang menjadi ciri khas Timnas kita adalah mental jatuh kalau kebobolan lebih dulu. Pemain kita tidak mepunyai pergerakan tanpa bola, salah mengumpan, selalu terburu-buru memberikan bola ke depan, kebingungan mau memberikan bola kepada siapa, selalu terlambat melepas umpan sehingga dengan mudah dapat direbut lawan. Ya semuanya adalah kesalahan-kesalahan yang sangat mendasar yang tidak perlu terjadi. Apalagi jam terbang Timnas U-19 sudah melahap hampir 40 pertandingan walaupun sebagian besar melawan klub-klub lokal dalam Tur Nusantara yang heboh itu. Timnas U-19 ini juga terlalu di blow up seakan akan Tim ini sudah menjadi Tim Juara. Padahal baru Juara Piala AFF saja belum menjadi Juara Asia apalagi Juara Dunia. Pemain-pemain Timnas U-19 yang masih muda belia tentu saja merasa terbuai dengan sambutan masyarakat yang menganggap mereka seperti Pahlawan sepakbola negeri ini. Saat berhasil mengalahkan Korea Selatan seolah-olah seperti menjadi Juara dalam even dunia dan hal ini selalu disinggung sepanjang tahun bahwa kita memiliki level sudah setingkat Korea Selatan. Inilah yang kemudian menjadi beban pada mereka. Mereka masih muda belia seharusnya diperlakukan secara bijaksana. Jangan terlalu dibuai dengan pujian atau menempatkan mereka sudah bak seorang Bintang Sepakbola, bak Selebriti dunia. Akibatnya saat mereka terpuruk akan merasakan rasa sakit yang sangat sulit untuk dilupakan dalam waktu singkat. Saatnya kini sepakbola Indonesia harus kembali kepada realita yang ada. Masih banyak yang harus dibenahi. Program pembinaan usia muda harus tetap dilanjutkan. Tahun depan 2015 sudah ada kualifikasi untuk AFC U-19 2016. Apakah kita sudah menyiapkan Timnas U-19 pengganti Evan Dimas dkk?. Vietnam, Iran dan Korea Utara tidak begitu baik prestasi mereka dalam Piala Asia U-19 Myanmar ini namun lihat mereka tahun depan sudah siap  dengan talenta-talenta muda yang akan berlaga untuk Piala Asia U-19 2016.  PSSI dalam hal ini Badan Tim Nasional seharusnya memiliki program yang jelas dan terukur untuk Timnas usia mudanya termasuk akan diprogramkan kemana Evan Dimas, dkk setelah usai Piala Asia U-19 Myanmar ini. Penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pemain Timnas U-19 yang sudah berjuang sampai titik darah penghabisan demi kehormatan Negeri tercinta ini. Sangat disayangkan jika Talenta-talenta muda berbakat dari Timnas U-19 ini tidak lagi memiliki program yang jelas ke depannya. Mereka harus tetap bisa dipertahankan kebersamannya. Usia mereka masih muda dan masih banyak kesempatan untuk berkembang menuju prestasi yang lebih tinggi. Bandung 12 Oktober 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun