Ketika mengamati perkembangan mode di tanah air, banyak ditemui berbagai macam model busana yang kian hari kian vulgar. Bukan hanya di lingkup entertainment saja, tetapi juga merambah ke pelosok daerah. Seperti kita lihat celana pendek ketat yang populer disebut “Hotpant”, pada jaman dahulu “Hotpant” hanya dipakai didalam rumah , atau mungkin sebagai pakaian dalam. Tetapi sekarang beralih fungsi menjadi busana pamungkas kaum hawa jika ia ingin disebut trendy, atau seksi. Padahal jika kita mengamati di negara-negara maju, celana Hotpant juga disebut sebagai celana “ala pelacur”, sesuai dengan nama yang dipopulerkan yaitu “Hot-pant” (celana yang merangsang). Nah ! ternyata fenomena semacam ini dianggap sebagai penunjang lahirnya gerakan “Hijab Modis”. Yang mana tujuan utama dari Hijab Modis ini guna mengajak para wanita untuk menutup auratnya dengan balutan yang tetap mempertahankan keindahan dan estetika.
Dalam dunia Hijab Modis tentu kita akrab dengan nama Dian Pelangi seorang desainer muslimah muda yang tidak berlebihan jika dianggap sebagai pencetus dari Hijab Modis ini. Setelah namanya kian melejit di tanah air, sontak wabah Hijab Modis melanda seluruh pelosok negeri hingga berdirilah komunitas hijab modis atau akrab disebut Hijabers Community. Walaupun terkesan ribet, tapi tidak sedikit pengikutnya, di tempat-tempat keramaian seperti mall, kampus, bahkan pasar banyak ditemui wanita berkerudung warna-warni yang tentu sesuai dengan nama pencetusnya, yakni Dian “Pelangi”. Sampai sekarang terhitung mulai tahun 2010, gaya seperti itu masih populer, padahal biasanya model busana hampir setiap tahun mengalami perubahan, tetapi ini justru semakin beragam model dan corak yang dihadirkan oleh para perajin busana.
Bukan mode namanya jika tidak ada saingan, setelah merebaknya gaya hijab beraliran pelangi, muncul lagi gaya hijab yang lebih kalem dengan warna dominan. Tepatnya pada tahun 2013 ini muncul penggemar hijab yang mengatasnamakan dirinya sebagai komunitas Hijab Syar’i. Dari namanya kita sudah bisa menebak apa ambisi dari komunitas ini. Ya ! benar ! komunitas ini bertujuan untuk mengcounter gerakan Hijab sebelumnya yaitu gerakan Hijab Modis, dengan berpendapat bahwa Hijab Modis adalah “tidak memenuhi syari’at Islam”, karena terlalu mencolok dan justru menjadi pusat perhatian lawan jenis. Dengan seperangkat dalil-dalil agama mereka mulai menyerang Hijab Modis dari berbagai sudut, dan mereka juga kerap mengadakan kajian-kajian seputar keilmuan agama seperti komunitas hijab pada umumnya.
Jika kita amati, fenomena seperti ini memang sedikit banyak menyisakan pertanyaan, dari pertanyaan yang bersifat fashion hingga ideologi!. Sekilas memang tampak hanya persaingan antar komunitas fashion saja, namun disini muncul perihal yang memuat keyakinan (ideologi). Katakanlah fenomena kemunculan Hijab Syar’i, bagi seorang penjual kain, hal itu memang tampak positif saja karena merupakan rejeki dari merebaknya tren berhijab. Tetapi bagi penggiat pemikiran Islam, fenomena kemunculan Hijab Syar’i menjadi PR yang cukup memeras otak. Bagaimana tidak? Coba kita lihat sekali lagi apa yang terjadi antara kelompok Hijab Besar dengan kelompok Hijab Modis. (maaf sebelumnya, lebih baik nama “Hijab Syar’i” kami ganti menjadi “Hijab Besar”, karena memang “belum tentu” pas dengan Syari’at Islam).
Yang terjadi di lapangan, posisi Hijab Modis adalah sebagai terdakwa, sedangkan Hijab Besar sebagai si pendakwa. artinya, pihak Hijab Besar selalu bersikap represif (memojokkan) terhadap kelompok Hijab Modis dengan berbagai alasan seperti yang telah penulis katakan diatas. Padahal jika dirunut dari segi “Jasa” (kontribusi) kepada keislaman, sudah jelas lebih banyak berasal dari kelompok Hijab Modis . Mengajak wanita untuk menutup aurat misalnya. Yang dulu begitu enggan untuk memakai Hijab karena modelnya terlalu “monoton”, sekarang menjadi ingin berjilbab lantaran banyaknya corak dan lebih familiar. Bukankah tujuan utama hijab adalah semata-mata untuk menutup aurat?. Kemudian, apa sumbangsih kelompok Hijab Besar bagi keislaman? Mungkin akan mensyari’atkan model jilbab (hijab) yang kurang syari’at?, sesuai kata-kata yang sering di publish di berbagai media sosial oleh kelompok Hijab Besar ini,”
tetapi bukan semua perintah dalam Al-Qur’an merupakan perintah wajib. Demikian pula dengan hadits-hadits yang berkenaan tentang perintah berjilbab bagi wanita adalah perintah dalam arti “sebaiknya” bukan seharusnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H