Membuka Konektivitas Wilayah, Jalan Panjang Kaltara Mencapai Kemajuan (Sebuah Refleksi 7 Tahun Kalimantan Utara)
Bersatulah kita semua, warga Kalimantan Utara
Berpadu bersama, Suku dan Agama, Bersama bangun benuanta,
Berbagai rintangan menghadang, bersama siap kita terjang
Dengan semangat tinggi, berbakti mengabdi kepadamu ibu pertiwi..
Mendengarkan sebait alunan  lagu Mars Kaltara di atas akan membangkitkan semangat juang seluruh warga di provinsi paling bungsu Kalimantan Utara yang hari ini Rabu, 22 April 2020 genap berusia 7 tahun.Â
Usia sangat belia bagi ukuran manusia. Usia dimana seorang anak baru saja memasuki sekolah dasar, dengan segala keterbatasan, namun ia juga memiliki keceriaan dan segudang optimisme menatap masa depannya.
Menengok sedikit ke belakang, bagaimana Kaltara ini dibentuk para pendiri, adanya harapan perubahan dalam berbagai sendi kehidupan menjadi pokok tujuan pembentukan. Keterbatasan akses transportasi dan komunikasi, minimnya fasilitas kesehatan dan pendidikan serta rentang kendali pemerintahan dan pelayanan adalah hal-hal yang mengemuka bersama dengan isu perbatasan yang menjadi dasar usulan.
Diantara berbagai permasalahan pembangunan, penulis mencoba memilih salah satu untuk sedikit diulas yaitu konektivitas wilayah. Konektivitas berperan sangat besar dalam mendorong kemajuan suatu daerah.Â
Pada kesempatan pidato di depan para pemimpin dunia dan CEO yang hadir dalam APEC CEO Summit di Beijing, Cina tahun 2014 lalu Presiden Joko Widodo menyampaikan isu infrastruktur dan konektivitas. Menurutnya Infrastruktur adalah kata kunci kemajuan suatu bangsa. Sebab, pembangunan infrastruktur akan menimbulkan efek bangkitan dan tarikan bagi aktivitas perekonomian lainnya.
Di masa Presiden SBY, isu konektivitas ini menjadi bahasan utama dalam proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang merupakan sebuah roadmap yang disusun sebagai upaya untuk melakukan transformasi ekonomi untuk mendorong aktivitas perekonomian sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan daya saing. Â
MP3EI saat itu digadang-gadang mampu mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berimbang, berkeadilan dan berkelanjutan. Â Target jangka panjangnya adalah, mendudukan Indonesia sebagai sepuluh negara besar dunia pada tahun 2025, dan enam negara besar pada tahun 2050.
Mencermati isu infrastruktur khususunya konektivitas transportsi darat, kita yang tinggal di Pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Utara masih harus banyak-banyak prihatin. Berdasarkan data tahun 2017, Jika diklasifikasikan berdasarkan pulau, rata- rata rasio panjang jalan terhadap luas wilayah di Pulau Kalimantan merupakan yang terrendah dengan nilai ratio 0,147. Pulau Jawa dan Bali menduduki peringkat pertama dengan rasio 2,329.
Jika ditinjau lebih spesifik dalam Pulau Kalimantan, maka akan lebih terlihat provinsi manakah yang paling kecil rasionya. Provinsi Kalimantan Utara memiliki rasio panjang jalan terhadap luas wilayah paling rendah dibandingkan dengan provinsi- provinsi lain di Pulau Kalimantan yaitu hanya 0,042. Artinya apa? artinya adalah setiap seribu meter persegi wilayah Kaltara, hanya tersedia jalan sepanjang 42 meter. Itupun dengan kualitas belum tentu aspal.Â