Mohon tunggu...
Aang Koswara
Aang Koswara Mohon Tunggu... -

yuk terus belajar ...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mamah Rangers dan Papillary Thyroid Cancer

20 Januari 2011   01:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:23 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mamah Rangers, demikian ibu satu anak ini menyebut dirinya kala ada orang bertanya mengenai terapi radio aktif yang sedang dijalaninya, termasuk jawaban kepada buah hatinya yang masih berusia 5 tahun. Barangkali Film Power Rangers menjadi inspirasi bagi dirinya untuk memberikan penjelasan logis bagi sang buah hati mengenai terapi radio aktif yang dijalankannya sejak pertengahan tahun 2010.

Sedikitpun tidak terlintas dalam benak Mamah Rangers kalau niat awal menempuh pendidikan lanjutan di Kota München, Jerman sekaligus juga akan menjalani terapi radioaktif. Awalnya, Mamah Rangers mengeluhkan mengenai benjolan di sekitar leher yang terasa tidak enak saat menelan makanan dan terasa pusing kepala jika mengalami kelelahan, sehingga menganggap hal tersebut hanya flu biasa akibat adaptasi suhu dan mengalami tekanan adaptasi belajar yang menuntut konsentrasi tinggi.

Berbekal pengetahuan tentang medis, Mamah Rangers menemui dokter umum (istilahnya Hausarzt) untuk mengadukan keluhan dan benjolan di leher yang dialaminya dan dokter pun menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang baik. Akan tetapi, Mamah Rangers kadang - kadang masih merasakan sakit walaupun tidak terlalu berat, sehingga cukup mengganggu konsentrasi belajar. Mamah Rangers memutuskan untuk menemui dokter umum lagi minta dilakukan cek ulang dan dokter umum tersebut menyarankan untuk dilakukan biopsi. Hasil pemeriksaan biopsi tetap menunjukkan hasil yang baik. Tapi rasa tidak enak itu tetap ada dan benjolannya makin mengeras setiap mengalami kelelahan ditambah dengan turunnya berat badan yang cukup drastis, sampai detik ini pun Mamah Rangers tidak berprasangka apapun karena menganggap ini mungkin akibat tingkat stress tuntutan belajar yang tinggi. Untuk ketiga kalinya Mamah Rangers menemui dokter umum yang sama dan akhirnya dirujuk ke dokter bedah Rumah Sakit Ludwig Maximilian Universität di Klinikum Großhadern. Dokter bedah di rumah sakit memberikan diagnosa pembesaran kelenjar tiroid sebelah kiri dan direncanakan untuk dilakukan operasi saja yang dijadwalkan satu bulan kemudian. Tetapi sebelumnya, Mamah Rangers dirujuk ke profesor ahli endokrinologi, sehari setelah diperiksa oleh dokter bedah dan setelah mengurus jadwal operasi yang direncanakan semula. Dua hari kemudian Mamah Rangers baru bisa bertemu dengan profesor ahli tersebut dan dilakukan pemeriksaan ulang yang hasilnya sangat mengejutkan karena dibandingkan dengan hasil - hasil pemeriksaan terakhir, hanya dalam waktu empat minggu terlihat ada pembesaran yang sangat cepat sekitar 3 - 4 cm tanpa diketahui persis apa penyebabnya dan hasil pemeriksaan laboratoriumnya pun baik. Akhirnya Profesor Endokrinologi tersebut memutuskan untuk dilakukan operasi segera, lebih cepat dari jadwal yang sudah direncanakan dengan dokter bedah. Bahkan, profesor ahli tersebut membantu mengurus percepatan operasi.

Mamah Rangers yang hanya ditemani anak dan suami seperti kehilngan kata - kata untuk memahami hal tersebut. Akan tetapi, Mamah Rangers tetap memperlihatkan semangat yang luar biasa untuk menunjukkan ketegaran di depan suami dan anak. Operasi dilakukan pagi - pagi sebelum suami dan anak datang menjenguk, dan suami hanya menemukan secarik kertas yang bertuliskan "eh, ternyata operasinya pagi - pagi, aku operasi dulu ya, sampai ketemu nanti" Dan Mamah Rangers baru memasuki ruang perawatan sore harinya dan tetap tersenyum meskipun sangat lelah. Dalam kelalahannya, Mamah Rangers bukannya bercerita mengenai keluhan sakitnya, malah bercerita kekagumannya akan canggihnya alat - alat operasi yang digunakan.

Beberapa hari kemudian, setelah Mamah Rangers agak pulih, barulah salah satu anggota tim dokter bedah menyampaikan hasil diagnosa atas benjolan tersebut secara langsung kepada Mamah Rangers dan suami yang mendampinginya. Sang suami hanya menangkap sedikit percakapan dokter dan Mamah Rangers dalam Bahasa Jerman yang menurutnya hasil percakapan tersebut melaporkan hasil pemeriksaan yang baik.

Setelah dokter meninggalkan ruangan, Mamah Rangers menceritakan seluruh isi percakapan tersebut dengan tetap tersenyum, dan menyampaikan hasil diagnosanya bahwa Mamah Rangers mengidap kanker yang dinamakan papilary thyroid cancer bagian kiri. Spontan sang suami kaget, dan sebagai orang awam mendengar diagnosa kanker seperti sebuah vonis yang sangat mematikan dan seperti tidak ada harapan. Tapi, Mamah Rangers masih mengatakan beruntung karena sel kanker ini diketahui sejak dini dan itupun baru diketahui selama operasi berlangsung. Sehingga bila selanjutnya mendapatkan penanganan yang lebih cepat, maka hasilnya akan jauh lebih baik.

Beberapa waktu kemudian, Mamah Rangers mulai menjalani terapi radioaktif di bagian kedokteran nuklir LMU Klinikum Großhadern. Selama terapi ini, Mamah Rangers bertemu dengan pasien - pasien lain yang usianya jauh di atas usia Mamah Rangers. Walaupun mereka berasal dari negara maju, tapi ternyata ketakutan terhadap penyakit kanker sama saja. Pasien - pasien lain mengungkapkan keheranannya mengenai semangat dan keceriaan yang ditunjukkan oleh Mamah Rangers. Di sinilah, dia mulai memperkenalkan istilah "Mamah Rangers" untuk memberikan alasan yang dapat diterima anak yang tidak boleh mengunjungi yang kebetulan sang anak mengidolakan power rangers.

Satu hal yang dipelajari Mamah Rangers, jangan pernah mengabaikan rasa sakit di badan walaupun hanya ringan. Mamah Rangers yang kebetulan seorang dokter mengatakan jangan pernah mengabaikan atau menganggap remeh keluhan dari pasien yang paling kecil sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun