Mohon tunggu...
AANG JUMPUTRA
AANG JUMPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Admin Social Media
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyajikan konten yang cerdas, terupdate, dan terlengkap

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bingung Tak Dapat Diajar, Cerdik Tak Dapat Diikut (Zaman Bingung)

26 Mei 2020   12:23 Diperbarui: 26 Mei 2020   12:29 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JC Tukiman Taruna Pengampu MK Perencanaan Pengembangan Masyarakat. dokpri

Tentunya siapa pun setuju kalau dikatakan bahwa tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak bingung mengalami pandemi COVID 19, termasuk tentu saja pemerintahannya maupun masyarakatnya. 

Semua pihak sama-sama bingung; yang berbeda hanyalah kesigapan mengatasi kebingungan itu: ada yang bisa lebih cepat, ada yang agak lambat, bahkan mungkin ada yang benar-benar kedodoran. 

Dan di dalam "zaman bingung" seperti ini, di mana pun pasti bermunculan orang-orang yang berlagak pandai, atau orang/pihak yang tidak mau mendengarkan nasehat orang lain, termasuk tidak mau mendengarkan nasehat/anjuran pemerintah. Inilah arti dari peribahasa Bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikut tersebut. 

Fakta tentang bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikut,  ini terjadi  di mana-mana; di negeri yang konon disebut-sebut adikuasa seperti USA  pun terjadi. Lalu tragisnya, semakin banyak orang/pihak berlagak pandai, semakin banyak pula terjadi pelanggaran atas berbagai peraturan. Apa yang selanjutnya terjadi? Semakin banyak orang mengalami kebingungan, maka benarlah saatnya sedang tiba, yakni saat zaman bingung.

Dahulu, ramalan tentang zaman edan dirumuskan ke dalam sebuah tembang; dan sekarang, pada saat sedang terjadi zaman bingung ini, saya ingin juga mengabadikannya ke dalam tembang Pocung berikut:

Duk pagebluk, akeh wong kang dadi bingung

Mrangguli Corona, virus bisa gawe pati.

Sing waspada, manuta marang aturan (JCTT, Mei 2020)  

Makna tembang singkat itu ialah, di saat pagebluk seperti ini, memang wajar orang-orang mengalami kebingungan, apalagi virus Corona ini bisa membawa kematian. Sikap yang terbaik dilakukan ialah tetap waspada dan taat kepada peraturan yang ada. 

Semua pihak perlu menyadari bahwa Pemerintah memiliki otoritas, hak, dan kewajiban untuk membuat peraturan; demikian halnya warga masyarakat menyandang kewajiban untuk menaati peraturan itu. Sikap taat dan patuh terhadap peraturan itulah keutamaan terbaik yang selayaknya dilakukan dan dimiliki  oleh masyarakat.  Karena itu, jauhkanlah diri kita dari bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikut.

-0-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun