Mohon tunggu...
Aang Arwani Aminuloh
Aang Arwani Aminuloh Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @aangar

Twitter: @aangar | Email: aangar@jagatarsy.sch.id | https://www.youtube.com/c/1billiondollars

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

MUHAMMAD

3 Maret 2012   12:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:34 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sudah lama saya tidak menulis di kompasiana, dan sudah lama pula saya tidak buka-buka, dan sekalinya saya buka, saya bertemu dengan sebuah tulisan yang berjudul "MUHAMMADISME", dan jujur saya baca tulisan itu kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, alhasil, saya rampung juga membacanya. Efek yang saya rasakan adalah rasa syukur kepada Allah, karena saya meyakini Allah telah memberikan kekritisan kepada diri si penulis, sehingga lahirlah tulisan dengan nada cemoohan dan nistaan lever premium seperti itu. Bagi Allah, sangat mudah membolak-balikan hati makhluknya.

Sedikit pun saya tidak marah, tidak pula merasa sakit hati, tidak pula saya kebakaran jenggot atas muatan tulisan saudara Roelly tersebut. Malah saya ingat Umar bin Khatab. Sosok kuat dan pemberani melekat pada dirinya, kebenciannya juga amat menjulang pada diri Nabi Muhammad SAW waktu itu, tetapi saat saudarinya sendiri membacakan ayat Allah, hatinya tak mampu untuk melawan, begitu pula ketika beliau di hadapan Nabi Muhammad SAW, tak bisa apa pun, kecuali mengakui kenabian dan kebenaran yang dibawanya. Yang saya ingin katakan ialah, siapa pun yang mengetahui sosok sebenarnya dari Nabi Muhammad SAW, maka dia akan menemukan pribadi manusia yang sesungguhnya.

Jelasnya, Nabi Muhammad SAW memiliki karisma bawaan yang tiada menyamai. Beliau santun, ramah, dan sangat penyayang. Saat seseorang yang belum jumpa dengan beliau itu sesumbar, marah-marah dengan kata-kata yang sangat kotor menistakan Nabi Muhammad SAW, tetapi ketika sudah bermuwajahah (bertatap muka) dengan beliau, orang tersebut tak mampu berkata apa pun, kecuali mengakui keagungan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW sedari kecilnya merupakan teladan bagi siapa pun yang ada di lingkungannya. Sosoknya yang jujur dan penuh dengan kebenaran, mendorong orang-orang di sekitarnya menjuluki Nabi Muhammad-Kecil dengan Al-Amin, artinya orang yang dapat dipercaya. Pribadi Nabi Muhammad-Kecil tidak berubah ketika menjadi Nabi Muhammad-Dewasa, bahkan kariernya ketika itu melejit pesat. Tentu semua itu berkat kejujurannya dalam melakukan aktivitas perdagangan.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kebenaran, kejujuran, keramahtamahan, ketulusan, cinta kasih, khusnuzon (berprasangka baik), dan akhlak mulia. Tidak pernah beliau mengajarkan kekerasan. Jika saat ini sebagian Ummat Islam melakukan aksi premanisme dan kriminalitas, maka itu tak ada hubungannya sama sekali dengan Nabi Muhammad SAW dan agama yang dibawanya. Hal ini karena Nabi Muhammad SAW tidak sama sekali mencontohkan aksi semacam itu. Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad SAW utusan Allah. Allahuma sholi 'ala Muhammad. Wallahu 'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun