Hari ini tak terasa saya telah berusia 23 tahun, dan sebentar lagi akan menginjak usia 24 tahun. Begitu banyak lika-liku dalam hidup---manis, pahit, dan segala macam perjalanan yang telah saya lalui. Saya sangat bersyukur karena masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk terus hidup.
Namun, ada banyak penyesalan yang saya rasakan terhadap masa lalu, hal-hal yang tidak bisa saya perbaiki. Penyesalan pertama adalah sifat pemalu saya. Dulu, saya sering merasa gengsi karena sifat tersebut, yang justru membuat saya mudah marah. Hal ini sangat mengganggu kehidupan saya, karena akibatnya saya menjadi kurang percaya diri di depan orang lain. Seandainya dulu saya tidak terlalu pemalu, mungkin saya bisa lebih bahagia dan memiliki lebih banyak teman yang baik.
Selain itu, saya juga menyesali kebiasaan saya yang terlalu banyak bercanda. Saat kecil, saya sering tidak dianggap dan jarang ditemani oleh kakak saya dan teman sebaya dulu kalo ada kesalahan pasti ngadu ke orangtua dan akhirnya saya jadi dimarahin dan akibatnya takut berpendapat dan bermain takut salah dan Ketika berbicara, saya merasa tidak didengarkan, sehingga saat remaja saya menjadi banyak bicara dan sering bercanda, berharap mendapatkan perhatian dari orang lain. Saya merasa bahagia ketika melihat orang lain tertawa bersama saya. Namun, di balik itu, saya sadar bahwa jadi banyak orang yang justru kurang menghargai saya karena sikap tersebut.
Terus yang saya sesali sekarang adalah pacaran, saya pacaran 5 tahun ketika SMA kelas 3 sampai lulus kuliah. saat pacaran saya sering buang2 waktu dan buang2 peluang untuk berkembang seperti tidak bersilaturahmi dengan teman saya yang sudah sukses trus tidak bermain dan berbincang bertukar pikiran dengan mereka karena saya dulu takut pacar saya marah dan saya juga jadi gk punya tabungan karena dulu dipakai jajan dengan pacar saya dan akhirnya ketika lulus kuliah saya tidak mempunyai teman banyak akibat jarang berinteraksi dan pada akhirnyapun pacar saya meninggalkan saya dia memilih pria mapan dan saya hanya menanggung stress sendirian dan menanggung penyesalan yang begitu dalam.Â
Penyesalan terakhir saya adalah tidak bekerja saat kuliah dan memilih kuliah di kampus perintis. Selama kuliah, saya hanya fokus belajar dan bermain di lingkungan kampus, padahal kampus saya termasuk kampus perintis yang ruang lingkupnya berbeda dengan kampus besar yang memiliki lebih banyak keberagaman. Saya juga tidak pernah melakukan studi banding karena teman-teman saya dulu tidak tertarik untuk ikut. Padahal, saya sebenarnya bisa melakukannya sendiri, tetapi saya terlalu bergantung pada mereka.
Jika dipikir-pikir, teman-teman saya dulu termasuk toxic. Mereka lebih memilih mencari jawaban di Google saat bertanya, membaca teks saat presentasi, dan dosen pun hanya sedikit yang tegas karena khawatir mahasiswa tidak betah, mengingat jumlah mahasiswa di kampus saya tidak banyak. Selain itu, saat ujian, jika ada yang tidak memberikan contekan, mereka dianggap sok alim atau sok pintar, dan kebanyakan mahasiswa lebih memilih mencontek melalui ponsel. Dalam kondisi seperti itu, sulit bagi saya untuk mengembangkan pola pikir kritis, karena lingkungan dan sistemnya tidak mendukung.
Namun, saat ini saya sedang berusaha memperbaiki diri. Saya bertekad untuk memaksimalkan segala kesempatan agar di masa depan tidak ada lagi penyesalan akibat kecerobohan saya di masa sekarang.Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI