Mohon tunggu...
Aang Kunaefi
Aang Kunaefi Mohon Tunggu... -

Pribadi yang simple, mau belajar dari apa saja, easy going dan mencoba menuliskan gumaman hati. ~~ My Twitter: @aang_kunaefi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Rasa Bukan karena Insomnia

9 Februari 2012   21:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:51 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah mengalami insomnia?

Tahu penyebabnya kenapa menglami insomnia?

Secara teoritis insomnia dikategorikan sebagai  kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Itu elaborasi secara teoritis. Insomnia itu menyiksa bukan?

Sebelumnya saya minta maaf karena tulisan saya ini bukan untuk membahas masalah insomnia secara teoritis. Kenapa? Karena ada gejala kelainan tidur lain yang lebih menyiksa dari sekedar insomnia, gejala apa itu dan kapan gejala itu terjadi?

Ketika beberapa tunawisma tidak bisa tidur hingga larut malam. Saya rasa bukan karena mereka insomnia, mereka hanya kedinginan tidur di luar sana tanpa atap rumah yang melindungi. Kalu hujan ya kehujanan, kalau panas ya kepanasan.

Ketika para petani kesulitan tidur hingga menjelang pagi. Saya rasa itu bukan karena insomnia, mungkin mereka khawatir dengan harga pupuk yang semakin tinggi sedangkan harga jual hasil pertanian stagnan di level penjualan yang sama seperti sebelum-sebelumnya.

Ketika para pemimpin keluarga susah memejamkan mata hingga larut malam. Mungkin bukan karena insomnia, tapi mungkin mereka bingung apa esok keluarga mereka bisa makan layak, bingung bagaimana uang sekolah anak-anak mereka tidak nunggak hingga berbulan-bulan seperti sebelumnya, bingung akan bekerja apa ke depannya.

Ketika para orang tua terpaksa bergadang. Saya rasa mereka tidak insomnia, tapi mungkin mengukir doa dalam tangis untuk keselamatan anak-anaknya yang merantau jauh dari mereka untuk sekedar mengejar cita-cita.

Ketika seseorang yang merasa penuh dosa tidak bisa memejamkan mata. Saya rasa mereka bukan insomnia, mungkin mereka bertanya-tanya apakah Tuhan masih mau memaafkan dosa-dosanya yang terlanjur menumpuk.

Ketika para generasi muda negeri ini bergadang hingga pagi. Saya rasa beberapa di antara mereka bukan karena insomnia, tapi mungkin galau memikirkan masa depan yang masih ngambang di atas awan.

Ketika beberapa anak yang kurang beruntung susah tidur. Mungkin bukan karena insomnia, tapi mereka larut ke dalam lamunan bisa mencicipi bangku sekolah seperti teman-teman sebayanya yang lain, sesuatu yang mungkin belum merekan rasakan.

Jadi jika orang-orang seperti yang saya sebutkan itu mengalami apa yang disebut insomnia, maka saya rasa obat dari insomnia itu adalah rumah-rumah tempat bermukim bagi para tunawisma itu, perlindungan hak petani untuk mendapatkan alat dan bahan pertanian murah serta perlindungan harga jual pertanian, jaminan sekolah gratis bagi anak-anak yang kurang mampu, dan seterusnya.

Jadi jika benar insomnia itu penyakit, mungkin wakil-wakil rakyat dan beberapa orang yang di atas sana saat ini juga terjangkit wabah insomnia ini. Jika memang demikian, saya harap meraka tidak bisa tidur bukan gara-gara tidak sabar untuk berak di toilet yang bernilai  2 Miliyar Rupiah, saya harap bukan karena tidak sabar menikmati fasilitas lainnya yang pasti tidak kalah waaah dalam hal menghabiskan anggaran pemerintah. Tapi saya harap mereka tidak bisa tidur karena memikirkan nasib tunawisma yang kedinginan di jalan, anak-anak Indonesai yang putus sekolah, petani-petani di desa yang dihimpit kebutuhan ekonomi, dan yang lainnya.

Semoga!!

Jadi sekarang anda-anda semua tahu kenapa tidak bisa tidur selama ini? gara-gara insomnia? Atau yang lain? Silahkan dijawab di hati masing-masing.

Aang Kunaefi

Probolinggo

10-02-2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun