Mohon tunggu...
Aan Fikriyan
Aan Fikriyan Mohon Tunggu... profesional -

membaca, menulis dan menggambar, satu hal yang menjadi cita-cita yaitu membawa perubahan ! ayo berbuat untuk berubah !

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gugun Blues Shelter Menerjang “Hujan” Jazz

3 Maret 2014   07:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_298159" align="aligncenter" width="622" caption="Penampilan energik Gugun Blues Shelter di First Media Stage Jakarta International Java Jazz Festival 2014"][/caption]

Sore hari kemacetan mulai menyergap saat saya kembali hadir untuk menyaksikan Jakarta International Java Jazz Festival 2014. Dalam catatan saya hari ini ada beberapa line-up artis  yang harus ditonton, terutama penampilan puncak Gugun Blues Shelter di First Media Stage.  Nampak para petualang  jazz sudah sibuk lalu lalang berpindah dari satu panggung ke panggung yang lainnya.

Petang itu kehadiran saya disambut oleh Radhini Aprilya di Java Jazz stage,  kemampuan teknik vokal dan aksi panggung yang hangat mendapat sambutan yang meriah dari penonton. Terbersit dipikiran saya dengan kemampuannya, semoga Radhini kelak akan memberi warna dalam khasanah  industri musik Indonesia.

Malam kian larut saat saya berkunjung ke panggung berikutnya dan tenggelam dalam musik jazz kontemporer oleh Jonathan Butler, Musisi senior dari Afrika Selatan ini sukses mengaduk aduk emosi penonton dalam paduan ritme Jazz, R&B dan elemen musik kontemporer. Detail musik yang kaya dan harmonisasi yang kuat membuat saya tenggelam dalam keintiman Java Jazz Festival.

Berpindah menuju panggung berikutnya, saya berjumpa dengan paduan ritme  suara saxophone, klarinet dan flute yang dimainkan oleh Magnus Lindgren, musisi jazz berbakat dari Swedia yang menguasai beragam instrumen, komposer muda berbakat yang pernah secara resmi   menulis musik untuk Nobel Banquet tahun 2003. Kekuatan musik Magnus terletak pada penyatuan harmoni instrumen, elemen musik swedia dan melodi vokal yang kuat, tak heran albumnya bertajuk Fyra yang dirilis tahun 2012 dinominasikan dalam ajang grammy di Swedia.

Keiko Matsui adalah poin pemberhentian berikutnya yang wajib ditonton, seorang pianis dan komposer jazz ternama dari Jepang  membenamkan saya dalam keindahan komposisi jazz, smooth jazz  dan musik kontemporer new-age. Keiko menghadirkan komposisi yang diilhami dari kejadian yang ditemuinya tentang alam, lingkungan, dan kehidupan pribadi manusia. Disela penampilannya ia mengapresiasi kehangatan Indonesia yang juga mengilhaminya untuk menulis lagu.  Kehebatan  daya cipta Keiko sungguh luar biasa , memadukan kekuatan musik unsur timur dan barat dengan  intensitas detail yang apik. Dua puluh empat album sudah dirilis oleh Keiko dan mendapat sambutan dari pendengarnya diseluruh dunia.

Semakin malam penonton semakin menyeruak berpindah dari satu pertunjukan ke pertunjukkan lainya di Java Jazz Festival 2014. Kerinduan akan sosok legenda musik pop Indonesia menjadi pemberhentian wajib, ribuan orang rela berjubel untuk kembali melihat sosok Chrisye yang disajikan dalam konsep kolaborasi  multimedia dan pertunjukan tribut "Legendary Chrisye Dekade Project". Reportoar  pertunjukkan merupakan sajian dokumentasi album dan konser Chrisye  "Dekade" yang dirilis pada tahun 2002 untuk albumnya, diikuti oleh konsernya pada tahun 2003. Sayangnya suguhan apik ini belum menjawab ekspetasi tinggi terhadap visualisasi sang legenda, penonton berangsur meninggalkan pertunjukan usai menyaksikan video utama pertunjukan.

Pukul setengah dua belas jelang tengah malam hujan mulai menyergap ke seluruh pelosok arena Java Jazz Festival, penonton di panggung terbuka mulai berlarian mencari tempat berteduh. Saya hanya berdoa penampilan Gugun Blues Shelter tidak terkendala oleh hujan. Sebagai penampil yang kental dengan warna musik blues, grup ini mampu menghentak dan menyajikan aksi panggung yang energik, terbukti meski hujan deras mengguyur arena pertunjukan, Gugun Blues Shelter tetap menghentak arena terbuka First Media Stage. Saya sempatkan untuk mendekat ke arena pertunjukkan meski sedikit berbasah-basah, untuk ikut menangkap energi blues yang dilontarkan dalam denyut panggung jazz. Malam berangsur menjemput pagi, saya harus bergegas pulang sambil mendengar sayup energi blues yang terus di mainkan oleh Gugun Blues Shelter hingga hujan usai, mungkin.

[caption id="attachment_298160" align="aligncenter" width="622" caption="Kemampuan olah vokal Radhini Aprilya hangatkan Java Jazz Festival 2014 "]

13937572171535047125
13937572171535047125
[/caption]

[caption id="attachment_298161" align="aligncenter" width="622" caption="Jonathan Butler sajikan kemegahan harmoni musik jazz "]

13937573291835670939
13937573291835670939
[/caption]

[caption id="attachment_298162" align="aligncenter" width="622" caption="Magnus Lindgren, musisi dan komposer jazz berbakat dari Swedia"]

13937574091244977296
13937574091244977296
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun