[caption id="attachment_298235" align="alignnone" width="622" caption="Seorang anak nampak antusias menikmati penampilan JKT48 di Java Jazz Festival 2014 "][/caption]
Sabtu malam , tepat hari kedua perhelatan Jakarta International Java Jazz Festival saya sedang asyik berkeliling menunggu puncak penampilan Gugun Blues Shelter di panggung terbuka First Media Stage, dan tiba-tiba saja penonton berhamburan ke arah panggung Java Jazz Festival. Ternyata malam itu idol Grup JKT48 bakal meramaikan panggung festival musik jazz kebanggaan Indonesia. Kenapa disebut idol grup? bukan kah mereka girlband ?, JKT48 selalu menyebut diri mereka idol grup karena mereka adalah jebolan audisi akademi keartisan dan merupakan kepanjangan grup dari senior mereka di Jepang AKB48.
[caption id="attachment_298237" align="aligncenter" width="435" caption="Kemunculan JKT48 merupakan elemen kejutan bagi penggemar musik jazz"]
Penonton nampak bingung dan bertanya-tanya termasuk juga saya yang penasaran kenapa girlband (demikian saya tetap menyebutnya), menjadi pilihan artis lintas genre yang tampil di gelaran tahunan jazz prestisius Java Jazz Festival 2014. Sebagaimana yang kita tahu panitia Java Jazz Festival kerap memberikan kejutan artis dengan berbagai latar belakang musik non-jazz untuk tampil dan membaur dalam atmosfer jazz, sebut saja super grup Slank atau artis mancanegara seperti Bruno Mars . Namun yang menjadi pertanyaan besar sebagian pengunjung adalah kenapa harus JKT48?
[caption id="attachment_298238" align="aligncenter" width="435" caption="Penonton mengabadikan momen langka penampilan JKT48 di Java Jazz Festival 2014"]
Panggung mulai riuh oleh teriakan penonton, beberapa keluarga membawa anak-anaknya untuk merapat ke panggung, spontan sayapun berfikir ini memang menjadi segmen hiburan keluarga yang notabene anak-anaknya memang mengidolakan JKT48. tak kalah dengan penonton yng lain, saya bergerak mencari spot terbaik untuk mengabadikan momen langka, sembari berharap ada penampilan khusus dengan tema jazz yang dibawakan oleh JKT48.
Sorakan dan teriakan terus bergemuruh datang dari para penggemar jazz yang kebingungan, maupun penonton yang khusus menanti penampilan ini. Meskipun harus diakui kali ini fans JKT48 tidak terlalu menonjol ditengah mayoritas penggemar musik jazz. Setelah cukup lama menunggu akhirnya JKT48 muncul, penampilan mereka adalah penampilan selayaknya girlband yang selama ini tampil, tanpa ada hal baru berbau “jazz” yang dibawakan , tentunya JKT48 dikonsep dengan kemampuan koreografi dan olah vokal yang matang, sekali lagi menurut ukuran girlband dan bukan dari sudut pandang musik jazz.
Enam belas orang anggota JKT 48 terus bersorak kesana kemari diikuti oleh jepretan kamera dan telepon genggam penonton yang riuh mengabadikan momen langka ini. koreografi tarian beradu dengan tata lampu, semakin menjauhkan harapan penonton tentang elemen kejutan unsur musik jazz. Lensa kamera bergerak kesana kemari mengabadikan celoteh dan gerak langkah, setelah beberapa saat saya segera meninggalkan panggung pertunjukkan dan kembali menyatu dengan “alam” jazz. “Wah ini sih nggak ada warna musik jazz sama sekali, kalau tahun ini ada JKT 48 terus giliran Rhoma Irama kapan?” gerutu penonton disebelah, sebuah ungkapan jujur tentang elemen kejutan yang mungkin memang sengaja dirancang oleh panitia Java Jazz Festival.
[caption id="attachment_298239" align="aligncenter" width="448" caption="JKT48 memadukan koreografi dan tarian menghentak panggung Java Jazz Festival "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H