Mohon tunggu...
Aan Fikriyan
Aan Fikriyan Mohon Tunggu... profesional -

membaca, menulis dan menggambar, satu hal yang menjadi cita-cita yaitu membawa perubahan ! ayo berbuat untuk berubah !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat Terbuka untuk Saya Sendiri

27 Juli 2014   17:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yang terhormat saudara saya sendiri rakyat Indonesia,

Semoga saudara saya sendiri selalu diberikan kesehatan dan rahmat oleh Allah SWT. Surat ini dikirimkan bukanlah karena tren dan sedang maraknya surat terbuka yang ditujukan kepada pihak pihak tertentu, dengan latar belakang berbagai persoalan aktual dan sensitif seperti : perpedaan pandangan politik, protes ataupun hal hal yang tidak mungkin mendapat perhatian kalau surat itu dikirimkan secara tertutup lengkap dengan amplop dan perangko.

Tentunya saudara saya sendiri sebagai salah satu  orang yang hidup di tengah hiruk pikuk ratusan juta penduduk Indonesia sangat memahami bahwa resiko menerima surat terbuka adalah dibaca oleh khalayak yang luas. Akan tetapi surat ini harus dsampaikan, sebab hal tersebut sungguhlah memuat pesan terbuka dan tidak berpihak kepada kubu kubu manapun , apalagi mencederai persahabatan atau hubungan kekeluargaan sesama bangsa Indonesia.

Posisi saudara sangat meyakinkan untuk berprasangka bahwa  saudara saya sendiri menguasai gejolak situasi politik, ekonomi dan berbagai agenda korupsi yang sungguh membingungkan dan mengkerdilkan pemikiran tentang kehidupan bernegara  yang rukun dan bermartabat. Bagaimanapun hal tersebut adalah bagian dari proses pendewasaan diri, dan semoga benar adanya seperti itu.

Beramai ramai orang mengirimkan surat terbuka untuk mendapat perhatian yang lebih luas, yang mana hal tersebut sangat mustahil digapai oleh surat surat yang dikirimkan tertutup, apalagi dikirim dengan kurir dimalam hari atau dilengkapi dengan cek perjalanan dan atau mungkin ditempatkan dalam kardus durian.   Dalam kondisi dan situasi tersebut  tentunya surat tertutup akan menimbulkan beragam persepsi dan beresiko di tangkap tangan oleh lembaga pemberantasan korupsi.

Yang saya cintai saudara saya sendiri di bumi Indonesia, situasi menjelang lebaran tahun ini sungguhlah carut marut karena polemik poltik yang semoga saja lekas usai tenggelam dalam kemacetan "mudik" sebagai agenda migrasi nasional tahunan . Beberapa saat yang lalu hiburan piala dunia lebih mengasyikkan dan menegangkan, dibandingkan perilaku saling serang pendukung calon presiden. Dalam situasi seperti ini saudara pasti tahu apapun yang terjadi tahun ini Indonesia pasti akan memiliki presiden baru, itu saja cukup ! , ingatlah toleransi dan tenggang rasa adalah pilar yang membentuk kesatuan dan persatuan peradaban negeri ini !

Perubahan yang hakiki adalah ketika saudara bertindak dan berbuat dengan nurani berlandaskan agama, kejujuran, kekeluargaan dan beratus ratus amalan sifat baik yang dulu anda pelajari dari orang tua dan guru di bangku sekolah. Ketahuilah perbuatan dan karya saudara nantinya yang akan memajukan bangsa ini ,  bukan oleh  karena perilaku saling hujat, saling tuding, saling serang,  di berbagai jenis media . Paling merasa benar, paling merasa sempurna, paling merasa baik dan berbagai paling yang memalingkan kita dari asal saudara saya sendiri yaitu tanah !.

Saudara saya sendiri yang sedang bingung memikirkan kenapa jalanan di negeri berpuluh tahun lamanya belumlah mulus dan terus bergelombang? kenapa korupsi masih saja menjamur? kenapa kejujuran dan toleransi masih sebatas slogan saja ? kenapa orang – orang masih membuang sampah dijalanan?, semua pasti ada sebabnya, tak ada asap tanpa ada api !. Tetapi pernahkah saudara pikirkan apakah perilaku saudara saya sendiri sudah benar ? sebab semua pasti bermula dari masing masing diri, semua berawal dari hal hal kecil yang nantinya akan melahirkan hal besar, yang tentunya tercapai apabila berpijak pada hukum kebenaran.

Pada akhirnya isi surat terbuka ini bukanlah persoalan macan dan bukan pula perihal revolusi, melainkan tentang nilai ikhlas. Tingkatan ilmu yang sangat sulit dipelajari dan dipahami oleh manusia, ilmu yang bersifat ilahiah yang hanya bisa dipahami dengan amalan nurani murni. Ilmu yang mengabaikan sifat berlebihan, galau dan putus asa. Ikhlas mengandung kadar kejujuran seratus persen dan membuang jauh sifat marah, angkara murka, iri hati dengi, dusta dan kebohongan.

Saudara saya sendiri yang semoga terketuk hatinya tanpa perlu hujan airmata ketika membaca surat terbuka ini,  Ilmu ikhlas adalah kelapangan hati yang tidak berbatas dan tidak berharap balas akan kebaikan yang ditebar. Ilmu yang mengajarkan perihal kelapangan menerima cobaan dan ujian hidup sebagai suatu hal yang menempa pemikiran dan keyakinan !.

Demikian kiranya surat yang sungguh sangat terbuka ini dikirimkan secara kilat khusus, sebagai sebuah perenungan di relung jiwa terdalam sanubari saudara saya sendiri yang berkedudukan sebagai bagian dari ratusan juta nyawa yang hidup di tanah air .  Selamat kembali kepada apa yang disebut fitrah atau asal kejadian yaitu lahir kembali dalam kesucian.

Salam ikhlas.

Yogyakarta, penghujung Ramadhan 1435 Hijriyah, bertepatan dengan 27 Juli 2014

Ditulis dan dikirimkan oleh saudaramu sebangsa dan setanah air.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun