Kalian mungkin sering membaca komentar orang lain soal otak kiri dan kanan. Orang bilang, kalau seseorang punya kecerdasan analitik atau matematis, dia dominan otak kiri. Kalau dia pandai dalam hal seni, kreatif, dan sebagainya, itu karena dia dominan otak kiri.
Lalu ada orang jualan paket tertentu untuk memperkaya otak kanan atau kiri. Ketahuilah bahwa itu bukan konsep sains. Itu hasil penyerderhanaan yang terlalu sederhana, kemudian dibuat jadi produk dagangan. Yang sedang dibahas itu adalah bagian otak yang paling besar, yang disebut cerebrum.Â
Bagian ini memang terdiri atas 2 bagian, kanan dan kiri. Yang sudah sangat jelas adalah setiap bagian mengontrol anggota tubuh yang berlawanan sisinya. Bagian kanan mengontrol tangan, kaki, dan lain-lain, jaringan saraf sebelah kiri.Â
Demikian pula sebaliknya. Jadi, kalau ada orang yang stroke dan rusak bagian otak sebelah kanan, maka tubuh bagian kiri dia lumpuh.
Kalau kita baca artikel tentang bagian-bagian dan fungsi otak, memang ada pernyataan soal otak kanan dan kiri, mirip seperti pernyataan di atas. Sumbernya adalah riset yang dilakukan oleh Richard W. Sperry di tahun 70-an, yang menemukan perbedaan kognitif antara  otak kiri dan kanan. Mereka memotong corpus-collasum, yang menghubungkan otak kiri dan kanan.Â
Hasilnya adalah, ketika kedua bagian otak itu tidak bisa berkomunikasi, keduanya merespon ransangan secara berbeda. Karena itu disimpulkan bahwa kedua bagian itu berperan secara berbeda. Temuan ini kemudian diramu dengan bahasa populer oleh media.
Riset yang dilakukan oleh Jeff Anderson membuktikan bahwa tidak ada bukti yang jelas soal pembagian seperti itu. Betul ada fungsi tertentu yang berada di satu sisi otak. Misalnya, fungsi bahasa itu ada di kiri. Tapi ada juga orang yang fungsi bahasanya ada di kanan.
Jadi sebenarnya bagaimana? Otak itu tidak sederhana.
Ada lagi contoh lain. Dulu sempat ada kesimpulan bahwa gagasan tentang iman dan ketuhanan ada di bagian otak tertentu. Ini pun tidak akurat. Beberapa riset menunjukkan bahwa fungsi iman dan kepercayaan pun tersebar dalam sejumlah bagian otak yang bekerja sama dalam struktur yang rumit.
Menariknya, otak sebenarnya tidak mengidentifikasi sesuatu dalam konteks relijius atau tidak. Misalnya, ada orang yang percaya dengan keberadaan jin. Bagian otak yang bekerja di situ adalah bagian yang mengolah kepercayaan. Nah, orang yang percaya pada fakta sains tanpa melalui proses eksplorasi, bagian yang aktif juga bagian yang sama.
Ringkasnya, otak memiliki bagian-bagian yang bisa kita definisikan fungsinya. Tapi bagian-bagian otak tidak bekerja secara tunggal untuk menjalankan suatu fungsi.