Mangrove Center Graha Indah berlokasi di sisi utara Kota Balikpapan memasuki wilayah kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebagai salah satu lokasi terbuka hijau di kota Balikpapan, tempat ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam yang ada di Balikpapan. Secara ekologi tempat ini memiliki beberapa fungsi atau peran yang sangat penting, diantaranya sebagai perlindungan kawasan pesisir dari pasang surut air laut, sebagai serapan karbon, serta rumah dari satwa endemik Kalimantan Bekantan.
Melalui kawasan Mangrove Center Balikpapan ini dapat memberikan banyak inspirasi hidup yang bisa diambil oleh manusia dan menjadi pedoman hidup manusia dalam hidup bermasyarakat.
Rumah Singgah Satwa Endemik kalimantan
Seperti yang sudah diketahui masyarakat luas, tempat ini menjadi rumah dari satwa endemi Kalimantan bekantan (Nasalis larvatus). Beruk Kalimantan atau sering disingkat bekantan merupakan primata endemik Kalimantan yang keberdaanya saat ini mulai langka. Primata ini memiliki hidung mancung dan memiliki bulu berwarna kuning membuatnya sering disebut sebagai monyet Belanda.Â
Sifatnya yang sangat sensitive dengan manusia dan tidak suka menyerang, namun mampu bertahan hidup ditempat ini menunjukkan bahwa manusia dan alam dapat hidup berdampingan tanpa saling berebut kepentingan. "Awalnya kami hanya menanam bakau di sini, seiring berjalanya waktu bekantan itu datang dengan sendirinya mencari rumah singgah di tempat ini. Kami kemudian melakukan konservasi terhadap primata satu  ini karena keberadaannya yang mulai langka" tutur Agus Bei salah satu penggiat lingkungan di kawasan tersebut. Dari situ kita belajar terkadang hal-hal sederhana yang kita lakukan seperti menanam pohon tanpa disadari memberikan manfaat besar bagi mahluk hidup lain.
Sekitar 25 Spesies Bakau Hidup di Dalamnya
Seperti yang kita ketahui, Mangrove memiliki peranan yang sangat penting dalam penurunan emisi gas CO2 di udara. Diketahui mangrove mampu menyimpan karbon tidak hanya pada tanamannya saja tetapi juga tersimpan pada tanah atau lumpurnya. Hal ini terjadi akibat seresah daun dan ranting yang gugur dari pohon di sana membusuk dan mengendap di bawahnya menjadi tanah sehingga karbon akan tetap tersimpan di dalamnya. Peranan sebagai serapan karbon ini tentunya tak lepas dari spesies-spesies tumbuhan yang ada di sana. Diperkirakan ada kurang lebih 25 spesies bakau yang ada di Mangrove Center Balikpapan. Beberapa spesies yang mudah dijumpai pengunjung adalah Rhizophora apikulata, Rhizophora mucronata, Avicennia marina dan Avicennia alba. Tumbuhan ini hidup saling berasosiasi satu sama lain.
Ada salah satu nilai penting yang bisa dipetik sebagai pelajaran hidup bagi manusia. Mangrove merupakan hutan yang tumbuhannya hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim dimana sebagai tempat pertemuan air tawar dengan air laut atau lebih sering disebut sebagai air payau sehingga memiliki salinitas yang tinggi. Secara alami, permudaan tanaman di area mangrove sangat unik. Pohon bakau spesies Rhizophora sp. seperti Rhizophora mucronata dan Rizhophora apiculata memiliki buah yang berat dan memanjang. Tuhan tentunya menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia, seperti halnya buah Rhizophora sp. ini dimana buah yang panjang dan ujung yang runcing bertujuan agar suatu saat ketika buah ini sudah tua, maka nantinya akan jatuh dengan sendirinya dan menancap di lumpur agar tidak hanyut terbawa oleh pasang surut air laut.
Ketika ia menemukan tempat tumbuh yang tepat maka ia akan tumbuh menjadi semai yang nantinya akan tumbuh besar menjadi pohon baru. hal ini membuat spesies Rhizophora sp. dikenal sebagai spesies perintis hutan mangrove karena kemampuanya bertahan hidup dalam menghadapi seleksi alam. Dari sisi lain spesies Avicennia sp. memiliki buah yang ringan dan kecil sehingga ketika jatuh maka akan terombang-ambing oleh pasang surut air laut. Namun dengan adanya spesies Rhizophora sp., saat air laut pasang buah avicennia yang jatuh akan terbawa naik masuk ke dalam sela-sela pohon dan ketika air laut surut, maka akar Rhizophora sp. akan menangkap dan menjaring buah-buah tersebut sehingga tidak terbawa air ke laut lepas. Ketika biji Avicennia sp. ini telah menemukan tempat tumbuh yang sesuai di bawah sela-sela akar Rhizophora sp. kemudian mereka akan tumbuh menjadi semai dan pohon baru nantinya. Begitulah Avicennia sp. hidup berasosiasi dengan Rhizophora sp. Hal tersebut dapat menjadi inspirasi bagi manusia dimana Tuhan menciptakan manusia ada yang kaya ada yang miskin, ada yang pintar dan ada yang kurang pintar, ada yang kuat serta ada yang lemah. Sama halnya dengan Rhizophora.sp, Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu tanpa maksut dan tujuan. Orang yang kaya diharapkan mampu bersedekah dan membantu kepada yang miskin, orang yang berilmu sudah sepatutnya berbagi ilmu kepada yang kurang pintar untuk menumpas kebodohan, dan orang yang kuat diciptakan untuk melindungi yang lemah.