Tani punya kepala menoleh kiri.
Berbedaan, beranjak lari sendiri.
Tani punya mata melihat kanan.
Bersamaan, bergerak gerombongan.
Mukim di sana, ke rumah raja.
Sebab Tani punya rumah tak lagi ramah.
Turun jajah siapa saja.
Sebab Tani punya tebu tak lagi tumbuh, hilang manis hambar rasa.
Punya tani semaunya!
Palu, Agustus 2022
Sajak Tuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!