Insidensi DBD di dunia mencapai 390 juta kasus per tahun, dan 96 juta diantaranya bermanifestasi secara klinis, dengan apapun tingkat keparahannya (WHO, 2018). Dari jumlah tersebut, sekitar 75% berada di wilayah Asia Pasifik, dan vektor-vektor primer DBD (A. aegypti dan A. albopictus) telah tersebar dalam beberapa dekade terakhir akibat perubahan-perubahan sosial, lingkungan dan demografik. Di Indonesia, pada tahun 2015, prevalensi DBD mencapai 49,5 per 100.000 penduduk, dan case fatality rate (CFR) DBD di tahun itu adalah 0,97%. (Kemenkes RI, 2016). Di Wonogiri, pada tahun 2020 penderita DBD sebanyak 27 Penderita atau 2,5 per 100.000. Tahun 2019, sebanyak 59 penderita yaitu angka kesakitan 5,4 per 100.000 penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 2 penderita. Tahun 2018 angka kesakitan DBD adalah 2,2 per 100.000 penduduk atau 24 penderita dengan jumlah penduduk dan terdapat 3 kasus kematian, tahun 2017, angka kesakitan DBD mencapai 0,8 per 100.000 penduduk (9 penderita) dengan tidak ada kasus kematian, tahun 2016, angka kesakitan DBD mencapai 6,6 per 100.000 penduduk dengan 5 kasus kematian (DKK Wonogiri, 2020). Berdasarkan data Penyelidikan Epidemiologi (PE) Puskesmas Pracimantoro I, pada bulan November-Desember 2021 terdapat 4 kasus DBD. Sedangkan pada bulan Januari-April 2022 terdapat 14 kasus DBD.Â
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala utama demam 2-7 hari, nyeri kepala (cephalgia), nyeri retroorbital, nyeri otot dan sendi, yang disertai leukopenia, ruam limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. DBD disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan melalui vektor nyamuk genus Aedes yakni A. aegypti dan A. albopictus (Suhendro, Nainggolan L. 2014).
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat mempengaruhi penyakit demam berdarah dengue, maka penulis tertarik untuk memberikan inovasi program terhadap penyakit DBD yang ada di Puskesmas Pracimantoro I melalui program "Mas Prabu Ngantuk". Inovasi yang dilakukan diharapkan dapat menjadi bukti implementasi peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap demam berdarah dan dapat mengetahui update angka kasus DBD di daerah Pracimantoro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H