Mohon tunggu...
Asep Abdul Muhidin
Asep Abdul Muhidin Mohon Tunggu... Guru - Positive Thinking

Orang Sunda (Garut) pernah di Sorong Papua Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Indonesia Belum Menemukan Titik Terang

5 Desember 2012   13:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:08 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan senantiasa selalu memberikan perkembangan terhadap suatu Negara, banyak Negara yang maju di dunia karena ditopang oleh pendidikan yang dikelola di dalam negeri tersebut sangat bagus dan melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan yang sehingga menjadikan Negara tersebut terkenal ke seluruh pelosok dunia.

Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya raya akan sumber daya alamnya dan pertumbuhan manusia yang tinggi, dan jika dihitung kemerdekaan Indonesia juga sudah sangatlah cukup untuk menjadi Negara yang maju dan tersohor ke seluruh pelosok dunia. Kemudian jika dillihat dasi sisi pendidikan pun Indonesia sudah bisa melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan yang bisa membuat Indonesia dikenal oleh Negara-negara maju yang lain, namun kita lihat dengan realita yang terjadi sekarang banyak orang menyayangkan dengan keadaan yang terjadi di Negara Indonesia yang tercinta ini terutama dalam bidang pendidikan banyak problematika yang terjadi. Sebenarnya Indonesia banyak tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat cerdas namun mereka semua entah kemana hilang tanpa jejak bagai ditelan bulan, bahkan banyak ilmuwan yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah sehingga mereka tidak pernah muncul di negerinya sendiri malahn dia memuncul kahliannya itu di Negara lain, sehinga oleh Negara lain keahliannya itu dimanfaatkan.

Begitupun dengan sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia, sampai saat ini belum menemukan titik terang dalama mengatasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Bahkan sistem penilaian yang diterapkan di Indonesia belum bisa melahirkan pelajar/mahasiswa yang mampu bersaing dengan Negara lain, kita lihat dengan sistem penilaian yang diterapkan di tingkat pelajar dengan mengukur kecerdasan pelajar hanya dengan intelekktualnya saja tidak dengan emosional dan spiritualnya, yaitu dengan Ujian Nasional (UN) dimana UN ini menjadi momok bagi pelajar yang sangat ditakuti karena UN inilah yang akan menentukan keberhasilan mereka dalam belajar. Semua kegiatan belajar yang diikuti selama tiga tahun ditentutukan oleh empat hari saja, dan ini menjadikan semua pihak yang terlibat harus bekerja ekstra untuk memperjuangkan empat hari itu menjadi berhasil, dan tidak banyak hal itu menjadikan kontroversi yang tidak pernah menemukan titik terang untuk mengatasinya.

UN ini yang sekarang masih menjadi problematika pendidikan yang belum menemukan titik terang diantara problematikan pendidikan yang lain, yang menjadikan Indonesia belum bisa menjadi Negara maju dan tersohor ke seluruh pelosok dunia. Ini pun menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak untuk bekerja sama dalam mencarikan solusi dalam mengatasi problematika pendidikan yang terjadi di Negara Indonesia tercinta ini, tidak hanya pihak pemerintah saja yang memikirkan solusinya, namun pemerintah juga harus membuka pintu kesempatan kepada semua pihak untuk memberikan aspirasi dan solusinya untuk mengatasi problematika pendidikan di Indonesia supaya Indonesia bisa menjadi Negara yang maju dan tersohor di seluruh dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun