Perkembangan bahasa merupakan  bagian yang sangat penting untuk distimulasi sejak dini. Siti Aisyah dkk (Dalam Rita Kurnia and Zulkifli N., 2016), masa paling intensif bagi perkembangan bicara dan bahasa manusia adalah masa anak usia dini, tepatnya tiga tahun pertama kehidupan, saat perkembangan otak manusia cenderung matang. Anak usia dini lebih banyak menyerap apa yang diajarkan, dilihat, didengar dan dirasakan oleh inderanya. Sehingga stimulasi perkembangan bahasa anak akan berjalan dengan baik.Â
Menstimulasi perkembangan bahasa sejak usia dini dapat memberikan banyak manfaat pada anak dan orang tua. Pada dasarnya stimulasi bahasa sejak dini membantu memudahkan perkembangan bahasa pada anak. Selain itu, tentunya stimulasi yang  dilakukan dapat membantu mendeteksi apakah ada permasalahan dalam perkembangan bahasanya seperti spech delay atau permasalahan lainnya. Sehingga ada upaya orang tua  untuk melakukan konsulatasi dalam penyembuhannya. Setiap perkembangan pada anak usia dini sering kali ada beberapa anak yang memiliki hambatan atau permasalahan dalam perkembangannya.Â
Stimulasi perkembangan bahasa  pada dasarnya harus dilakukan oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah. Dengan memberikan  stimulasi di rumah dan sekolah aspek perkembangan bahasa anak akan meningkat dengan cepat. Di rumah, orang tua harus menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berbagai metode yang sekiranya dapat membantu, misalnya berinteraksi secara aktif dengan anak (melakukan komunikasi), mengajak anak bermain dengan berbagai permainan yang dapat membantu stimulasi perkembangan bahasa, seperti bermain peran, bermain kartu gambar, bercerita dongeng, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk di sekolah Guru tentunya perlu menerapkan metode pembelajaran yang tepat, sehingga membantu stimulasi perkembangan bahasa anak.Â
Ada berbagai macam metode yang dapat diterapkan  dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini. Salah  satunya dengan menggunakan metode bermain  peran. Role-playing dalam pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu cara anak mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya dengan berperan menjadi tokoh-tokoh yang ada disekitarnya (Inten, 2017). Dalam metode bermain peran, anak akan  banyak melakukan  interaksi dan komunikasi dengan teman-temannya sehingga secara tidak langsung perkembangan  bahasa anak akan meningkat. Keterampilan berbahasa anak dapat dilatih melalui kegiatan bermain peran, dimana anak mendengarkan bunyi, mengucapkan suku kata, memperluas kosa kata dan berbicara sesuai peran tokohnya (Jeti & Manan, 2022).Â
Penggunaan metode bermain peran akan membuat anak senang, karena pada dasarnya belajar pada anak usia dini yaitu, bermain sambil belajar. Tidak ada paksaan dalam bermain peran ini, anak akan secara suka rela memainkan atau memerankan tokoh yang  menurutnya  menarik. Guru pun dalam menerapkan  metode bermain peran ini hanya sebagai pengontrol/pengawas bila mana ada anak yang bertengkar ataupun  terjadi kesalpahaman.Â
Adapun strategi guru dalam menerapkan metode bermain peran dengan anak (a) pilih tema yang menarik: Pilih tema atau cerita yang menarik bagi anak, seperti peran sebagai superhero, dokter, atau petualang. Hal ini akan membuat anak lebih antusias dan terlibat, (b) gunakan kata-kata yang Sesuai: Saat bermain peran, gunakan kata-kata yang sesuai dengan karakter yang sedang dimainkan. Ini membantu anak memahami penggunaan kata-kata dalam konteks yang berbeda, (c) bertukar peran: biarkan anak bergantian menjadi berbagai karakter dalam permainan. Hal ini memungkinkan mereka untuk menggunakan beragam kata-kata dan peran dalam percakapan, (c) menciptakan dialog: Bantu anak menciptakan dialog antara karakter-karakter yang mereka mainkan. Ini dapat melibatkan pertanyaan, respon, dan percakapan yang lebih kompleks, (d) perluas peran: perluas peran dengan menambahkan elemen cerita, misi, atau masalah yang perlu dipecahkan. Ini akan mendorong anak untuk menggunakan bahasa mereka untuk berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah, (e) dukungan pemahaman: jika anak kesulitan dengan kata-kata atau frasa tertentu, berikan bantuan dan jelaskan maknanya. Ini membantu mereka memahami dan mengingat kata-kata baru.
(f) bermain bersama teman: mengundang teman-teman untuk bermain peran bersama dapat meningkatkan interaksi sosial dan membantu anak berlatih berbicara dengan orang lain, (g) gunakan bahan tambahan: gunakan buku cerita, mainan, atau properti terkait dengan tema permainan untuk menambahkan dimensi visual dan taktile ke dalam permainan, (h) jangan tekan terlalu keras: biarkan anak bermain dengan alami, tanpa memberikan tekanan berlebihan, (i) pertahankan kesabaran: ingatlah bahwa perkembangan bahasa pada setiap anak berbeda-beda (Inten, 2017). Dengan menggunakan strategi ini, guru dapat membantu anak meningkatkan keterampilan bahasa mereka sambil bersenang-senang dalam prosesnya.Â
Peningkatan keterampilan berbahasa anak setelah diterapkannya metode bermain peran ditandai dengan meningkatnya keterampilan berbicara anak, memperkaya kosakata, mengembangkan keterampilan mendengarkan, mengajarkan konteks bahasa, mengembangkan kemampuan sosial, serta mendorong kreativitas anak. Hal-hal tersebut akan didapat anak apabila penerapan metode bermain  peran dilakukan dengan efektif. Maka penggunaan metode bermain peran menjadi alternatif guru dan orang tua dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak. Â
Referensi:
Inten, D. N. (2017). Pengembangan Keterampilan Berkomunikasi Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran. Mediator: Jurnal Komunikasi, 10(1), 109--120. https://doi.org/10.29313/mediator.v10i1.2712
Rita Kurnia and Zulkifli N. (2016). Efektivitas Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (Ape) Bahan Lokaluntuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Ditaman Kanak-Kanak Melati Dharma Wanita Air Tiris, Kecamatan Kampar. Educhild, 5(1), 27--36.