Rabu, tepatnya 30 Agustus 2023, aku memiliki mimpi membuat pohon literasi. Pohon yang berisi tulisan kreatif siswa yang dibuat dengan kolaboratif antara satu siswa dengan siswa lainnya.Â
Kala itu, aku membagi 3 kelompok kecil yang memiliki tugas tertentu antara lain kelompok pertama, tim desain. Kelompok 2, tim pengguntingan. Yang terakhir adalah tim penempel pohon literasi ke tembok belakang di kelasku.Â
Barbie adalah sosok pemimpin pembelajaran yang bertugas sebagai inspirator terkait pola bentuk batang, daun, akar, rumput, dan juga bunga. Tidak hanya itu, Barbie adalah murid yang paling kreatif  yang pernah aku temui, sepanjang perjalananku menjadi seorang guru.Â
Masih ingat betul sebelum pohon literasi ini dibuat, aku dan Barbie berdiskusi terlebih dahulu tentang pohon literasi yang sebelumnya ia belum mengenal istilah pohon literasi tersebut.Â
"Barbie, yuks kita buat pohon literasi," ucapku padanya.Â
"Wah, apa itu Bu? Sahutnya penasaran."
" Pohon literasi itu adalah pohon yang memuat informasi tentang apa yang ingin kita tuliskan di pohon literasi tersebut. Aku lalu memberikan foto lama untuk memberikan gambaran seperti apa pohon literasi yang aku maksudkan."
"Wah, keren sekali Bu... Ayo gasken Bu, timpal Barbie penuh antusias."Â
Setelah berdiskusi 4 mata dengan Barbie, aku lalu membuat pengumuman resmi kepada siswa siswi Kelas IX untuk membuat pohon literasi itu. Anak-anak menyambut baik niatku dan segera mengumpulkan uang kas kelas untuk membeli kertas asturo.Â
Satu Minggu kemudian, yang kas terkumpul. Aku berinisiatif untuk mengecat tamboknya terlebih dahulu karena tembok sebelumnya sudah mengelupas. Aku mengeluarkan dana pribadi untuk mengecat ulang bagian tembok yang sudah mengelupas dan dengan bantuan anak-anak, tembok itu pun akhirnya lebih rapi dari sebelumnya.Â